Perjuangan Ibu-ibu Hamil dengan HIV, Kontrol Ketat demi Tak Mewariskan Virus

Ulasan Khusus

Perjuangan Ibu-ibu Hamil dengan HIV, Kontrol Ketat demi Tak Mewariskan Virus

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Minggu, 04 Sep 2022 08:41 WIB
Perjuangan Ibu-ibu Hamil dengan HIV, Kontrol Ketat demi Tak Mewariskan Virus
Ibu hamil positif HIV. (Foto: Rachman_punyaFOTO)
Bandung -

Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) kerap merasa putus asa dan kehilangan semangat untuk bertahan hidup. Bahkan tak jarang dari mereka yang berpikir kondisinya akan terus memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

Faktanya, HIV bisa diobati agar tidak semakin memburuk. Fakta bahwa pengidap HIV tetap bisa hidup normal menyulut semangat sebagian dari mereka mereka untuk tetap memiliki anak atau keturunan. Mereka hanya perlu melakukan kontrol ketat agar tidak mewariskan virus yang ada di tubuhnya pada anak yang saat ini di dalam kandungan.

Salah satunya dilakukan oleh M (31), seorang wanita di Bandung, Jawa Barat. Meski dinyatakan positif HIV sejak 2019, hal itu tidak membuatnya menyerah untuk bisa memiliki anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku itu memang pengen banget (punya anak). Karena sebelumnya aku didiagnosis kayaknya susah hamil, karena rahimnya kering," jelas M saat ditemui tim detikcom di Bandung, Kamis (1/9/2022).

M sudah menikah sejak akhir 2018 lalu dengan suami yang negatif HIV. Saat akan melakukan program kehamilan, ia berkonsultasi ke dokter agar anak dan suaminya tidak tertular virus.

ADVERTISEMENT

"Awalnya program, dokter bilang asalkan kalau viral load-nya sudah bagus, CD4 bagus, Insha Allah bisa (hamil). Kata dokter, ODHA yang nggak bisa hamil itu hanya stigma lama," jelas M.

"Waktu itu agak takut, karena nggak mau menularkan virus (ke suami). Jadi, harus tes viral load dan CD4. Jika hasilnya bagus, itu boleh melakukan hubungan tanpa pengaman (kondom) kalau ingin punya anak," sambungnya.

Sampai akhirnya, M baru mengetahui dirinya hamil saat usia kandungannya sudah dua bulan. Ia konsultasi ke dokter karena merasa ada yang beda dengan perutnya, dan dinyatakan hamil.

"Setelah tahu aku hamil, aku langsung mulai program PPIA (program penularan HIV dari ibu ke anak)," kata M.

NEXT: Antisipasi risiko penularan HIV dari ibu ke anak

Hal yang sama juga dialami oleh wanita berinisial H (37) asal Bandung. Saat ini, H tengah hamil 8 bulan dari suami yang sama-sama berstatus positif HIV.

Berbeda dengan M, H sudah lebih siap merencanakan PPIA ini bersama sang suami. Ia juga berkonsultasi ke konselor di rumah sakit tempatnya berobat.

"Ya kalau untuk PPIA memang sudah ngobrol dengan suami yang sekarang. Setelah itu saya konsultasi sama konselor yang di ruma sakit dari awal. Saya harus cek apa, harus gimana," beber H.

"Jadi, pertama cek virus dulu ke lab. Sudah begitu minum obat juga sudah 6 tahun juga, jadi silahkan kalau memang mau program," lanjutnya.

Selama positif HIV, kondisi H bisa dibilang cukup stabil. Ia juga tidak memiliki penyakit penyerta lain dan rajin mengkonsumsi obat.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Apa Tantangan Terbesar Hidup sebagai Perempuan dengan HIV?"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/up)

Berita Terkait