Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto mengingatkan masyarakat tak latah mengikuti tren viral inhalasi hidrogen. Ada beberapa alasan di balik imbauan tersebut, salah satunya terapi semacam ini disebutnya belum terjamin manfaatnya.
"Inhalasi hidrogen (H2) sampai saat ini belum ada bukti yang kuat manfaatnya pada manusia. Data-data penelitian dari publikasi jurnal internasional sebagian besar masih pada uji binatang percobaan, dengan hasil menunjukkan inhalasi hidrogen memiliki manfaat cukup baik seperti sebagai antioksidan, antiradang (antiinflamasi), anti-apoptosis, dan memberikan efek protektif pada paru," sebut dia kepada detikcom Jumat (9/8/2022).
"Ada beberapa penelitian inhalasi hidrogen pada manusia tapi masih sedikit, dengan hasil yang masih bervariasi. Untuk manfaatnya pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang besar," lanjut dr Agus.
dr Agus berulang kali menekankan butuh hasil riset pendukung untuk merekomendasikan inhalasi hidrogen sebagai terapi pengobatan atau pencegahan. Karenanya, hingga kini PDPI tidak menyarankan penggunaan inhalasi hidrogen yang sempat diklaim menyembuhkan ratusan penyakit.
"Masyarakat disarankan tidak ikut-ikutan menggunakannya karena belum ada bukti bahwa inhalasi hidrogen pada manusia dapat mencegah penyakit," pesannya.
Secara spesifik, belum diketahui apakah penggunaan inhalasi hidrogen memungkinkan memicu masalah medis. Namun, gambaran umumnya, penggunaan selang untuk inhalasi tak bebas risiko.
"Beberapa risiko mulai yang ringan seperti iritasi atau perlukaan pada hidung sampai risiko infeksi jika digunakan tanpa perawatan yang betul dan tidak terjaga kebersihannya," pungkas dia.
Simak Video "Dokter Spesialis Paru Bicara soal Viral Emak-emak Inhalasi Hidrogen"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)