Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengungkap kemungkinan di balik enam warga Baduy meninggal 'misterius'. Bukan terkait tuberkulosis (TBC), tetapi Maxi menduga enam warga tersebut terkena campak dan rubella, diikuti komplikasi pneumonia di saluran pernapasan.
"Dari data-data yang ada kami juga belum ada kepastian diagnosanya dan lihat dari gejala-gejalanya itu panas batuk sesak ada bintik-bintik merah apalagi banyak kena pada balita," sebut Maxi, ditulis Jumat (16/9/2022).
"Ini kecurigaan pertama kami adalah kemungkinan besar terkena campak dan rubella kemudian ada komplikasi ke pneumoni, jadi itu pada saluran pernapasan. Memang kalau orang dengan campak rubella pneumonia kurang lebih itu, kadang-kadang ada diare," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Maxi sudah mengimbau dinas kesehatan setempat untuk melakukan analisis epidemiologi lebih lanjut. Pasalnya, dari data terakhir yang diterima, total ada 12 orang yang mengalami keluhan serupa.
Sulit untuk melakukan pencegahan lebih lanjut jika kepastian penyebab meninggal warga Baduy belum benar-benar teridentifikasi.
"Pertama itu melakukan pencegahan epidemiologi untuk mengetahui penyebab pastinya, terus dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk diketahui penyebab pastinya," bebernya.
"Kita juga harus pastikan apakah di samping 8 orang meninggal (belakangan bertambah dua kasus baru), masih ada nggak gejala yang sama? Kami mendapat laporan total ada 12, nah ini kan harus dianalisis lagi," pesan dia.
(naf/kna)











































