Linimasa Twitter kini diramaikan 'fetish KTP'. Dalam sebuah screenshot chat yang beredar, seseorang yang tidak diketahui namanya mengaku memiliki fetish berupa foto pasangan yang tengah memegang KTP. Warganet menduga, aksi tersebut merupakan modus penipuan pinjaman online (pinjol).
"Nggak tau kenapa aku senang melihat orang di foto pegan KTP. Kayaknya fetish aku memang ini kayak lucu saja lihatnya," tertulis dalam tangkapan layar tersebut.
Pakar seks dan dosen psikologi Universitas Indonesia, Dian Wisnuwardhani, M.Psi, menjelaskan fetisisme sebenarnya merupakan gangguan penyimpangan seksual yang ditandai dengan fantasi dan dorongan seksual secara intens atau terus-menerus. Misalnya, terhadap benda mati atau bagian tubuh orang lain yang bukan non-genitalia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fetish ini termasuk objek erotis. Kalau fetisisme adalah gangguan penyimpangan seksual yang ditandai dengan fantasi. Jadi fantasi serta dorongan seksual yang intens dan terus-menerus pada diri seseorang," jelasnya pada detikcom dalam program e-Life beberapa waktu lalu.
"Jadi dia itu muncul hasrat untuk ingin melakukan hubungan seksual. Kalau dia melihat sebuah benda atau misalnya bagian tubuh, yang non-genitalia secara simbolis apa tubuh manusia malah membuat dia semakin terangsang," sambung Dian.
Umumnya, untuk didiagnosis mengalami gangguan penyimpangan seksual fetisisme, fantasi dan dorongan tersebut secara intens terjadi selama setidaknya enam bulan. Dian menambahkan, kondisi ini bisa memicu gangguan hubungan sosial hingga kemampuan beraktivitas sehari-hari.
"Fantasi dan gangguan seksual ini menyebabkan tekanan yang signifikan. Jadi dia bisa mengganggu fungsi sosial karena dia berpikir itu terus-menerus. Dia berpikir tentang perban misalnya, berpikir tentang bagian tubuh non-genital tertentu atau benda mati juga bisa sehingga dia tidak bisa bersosialisasi dengan baik," terangnya.
"Fungsi dalam bekerja juga menjadi berkurang, tidak optimal, dan mengganggu kehidupan pribadinya. Dia tidak bisa mengontrol dorongan seksualnya itu," imbuh Dian.
Lantas, bisakah gangguan penyimpangan seksual fetisisme disembuhkan? Simak penjelasan psikolog lebih lanjut di halaman selanjutnya.
NEXT: Bisakah Fetisisme Disembuhkan?
Simak Video 'Viral 'Fetish KTP' Diduga Penipuan, Ini Kata Dokter Boyke':
Bisakah Fetisisme Disembuhkan?
Menurut Dian, upaya konseling untuk orang dengan fetisisme bisa dilakukan asalkan orang tersebut menyadari dirinya memiliki perilaku menyimpang. Atau setidaknya, perilaku tersebut dikenali oleh orang sekitar sehingga orang dengan fetisisme bisa mendapatkan penanganan konselor.
"Kalau kita pergi ke konselor itu kan pasti didengarkan, lalu dia diminta untuk menggambarkan apa yang terjadi. Misalnya kenapa dia melakukan seperti itu, kemudian penyebabnya apa ditanya. Kemudian apa yang membuat dia merasa nyaman, kenapa pemikiran hasrat seksual itu muncul tiba-tiba, apa yang terjadi sebelumnya," bebernya.
"Dia (fetisisme) biasanya beriringan juga dengan dia punya gangguan kecemasan, kalau nggak mendapatkan gambar-gambar yang dia harapkan atau tidak mendapatkan benda non-genital yang dia harakan dia akan mengalami kecemasan. Cemasnya dia harus dikontrol supaya tidak mengalami stres yang berlebian, berkepanjangan, hingga menimbulkan depresi," pungkas Dian.











































