Nyeri dan pendarahan di vagina adalah kondisi lumrah saat pertama kali berhubungan intim. Namun, jika hal tersebut berlanjut sampai mendapat perawatan medis berarti ada sesuatu yang fatal menjadi penyebab nyeri vagina setelah seks.
Apalagi baru-baru ini masyarakat tengah dihebohkan dengan pengalaman seorang wanita di Bogor yang mengalami pendarahan hebat setelah malam pertama. Akibatnya, ia harus dilarikan ke rumah sakit dan menerima transfusi dua kantong darah.
Dari kasus tersebut, tentu banyak wanita yang semakin khawatir dan trauma dengan kesehatan vaginanya ketika berhubungan seks. Oleh karenanya, detikhealth telah merangkum penyebab nyeri vagina setelah berhubungan seks mengutip dari Healthline.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Nyeri Vagina Setelah Seks
1. Vagina Kering
Saat wanita terangsang, vagina yang sehat akan mengeluarkan lendir sebagai pelumas alami atau disebut air mani. Namun di waktu tertentu, vagina tidak cukup menciptakan pelumas tersebut sehingga menimbulkan gesekan yang cukup parah.
Gesekan itu menyebabkan robekan kecil mikroskopis di vagina yang dapat memicu rasa sakit, tidak nyaman, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan infeksi.
2. Seks yang Agresif
Kaum pria biasanya akan lebih agresif ketika masuk ke tahap penetrasi. Gesekan dan tekanan berlebih dari dorongan yang agresif dapat melukai jaringan sensitif. Perlakuan tersebut memungkinkan wanita merasa nyeri di area vagina.
3. Alergi Kondom atau Pelumas
Iritasi genital akibat alergi kondom atau pelumas dapat menyebabkan sakit yang meluas di sekitar vagina. Sebaiknya, gunakan produk yang mengandung bahan-bahan antialergi atau konsultasikan kepada dokter untuk mencari alternatif lain.
4. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Klamidia, gonore, dan herpes genital adalah kumpulan penyakit yang tergolong ke dalam Infeksi Menular Seksual (IMS). Wanita yang mengidap penyakit ini tidak bisa menikmati hubungan seksnya karena nyeri vagina yang ditimbulkan. Selain itu, secara langsung penyakit ini bisa menular ke pasangannya.
5. Infeksi Jamur
Nyeri setelah aktivitas seksual di vulva atau vagina adalah gejala umum dari infeksi jamur. Vagina yang tidak dirawat dengan benar meningkatkan risiko pertumbuhan jamur dan bakteri. Hal ini menyebabkan pengidapnya merasakan gatal dan bengkak di alat vital. Terlebih, ia bisa memicu penyakit penyerta, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK).
6. Kista Bartholin
Vagina memiliki sepasang kelenjar bernama bartholin yang terletak di kedua sisi lubang vagina. Mereka bertugas mengeluarkan lendir saat wanita mencapai titik klimaks.
Namun, kista yang tumbuh di bartholin dapat menyumbat saluran cairan sehingga menumbuhkan benjolan lembut berisi air di satu sisi lubang vagina. Maka dari itu, rasa sakit yang luar biasa muncul ketika aktivitas seksual mengiritasi kista bartholin dan jaringan di sekitarnya.
7. Menopause
Sebelum dan setelah menopause, kadar hormon dalam tubuh berubah secara dramatis, terutama estrogen. Penurunan estrogen menyebabkan vagina memproduksi lebih sedikit pelumas alaminya sendiri.
Ditambah dengan faktor penuaan, jaringan di vagina menjadi lebih kering dan tipis. Hal itu membuat penetrasi tidak nyaman, bahkan menyakitkan.
8. Vulvodynia
Aktivitas seksual dapat menyebabkan rasa sakit pada vulva, baik dari gesekan maupun tekanan. Bisa jadi itu adalah satu satu gejala dari vulvodynia.
Vulvodynia adalah nyeri vulva yang berlangsung setidaknya 3 bulan. Dalam kasus tingkat lanjut, sensitivitasnya semakin tajam. Jadi, hampir tidak mungkin untuk pengidapnya mengenakan pakaian atau melakukan tugas sehari-hari.
9. Endometriosis
Endometriosis adalah daging yang tumbuh menyerupai endometrium di luar rahim. Umumnya, gejala yang ditimbulkan adalah nyeri selama hubungan seksual. Rasa ini semakin tidak wajar terjadi di dalam tubuh, seperti panggul atau vagina bagian atas.
10. Penyakit radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Penyakit radang panggul berasal dari infeksi bakteri. Beberapa dari bakteri tersebut merupakan bakteri yang sama penyebab gonore dan klamidia. Jika terlambat ditangani, infeksi dapat menyebar ke rahim, ovarium, dan saluran kemih.
Jika rasa tidak nyaman terus berlanjut hingga berhari-hari, segera temui ahli obgyn untuk mengetahui penyebab nyeri vagina setelah seks. Mereka dapat memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
(up/up)











































