Baru kemarin masyarakat digemparkan dengan cuitan seorang pengguna Twitter yang mengkritisi salah satu varian minuman teh berpemanis kekinian. Bahkan, ia memberanikan diri menggunakan makian kasar untuk meluapkan rasa kecewa.
Pengguna Twitter itu menuliskan rasa kekecewaannya atas rasa manis berlebihan pada varian tersebut yang baru pertama kali dibeli dan mungkin akan jadi kali terakhir untuknya. Dikarenakan terlampau kesal, ia sampai-sampai menggunakan umpatan kasar pada twit yang ditulisnya pada Sabtu (24/09/2002).
"Anj*** lu gila yak itu bukan minuman *** tapi gula 3kg dikocok sama sp bahan kue to*** bet siapa sih yang bikin ni minuman bang***** bangkrut ae lu mending daripada bocah kena diabetes massal," tulisnya di Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak terima dengan hal tersebut, Perusahaan yang menjual minuman itu langsung melayangkan somasi kepada dirinya atas dasar nama baik dan terlalu melebih-lebihkan penilaian subjektifnya sehingga menyebabkan kekeliruan pada konsumen lain. Ditambah ia menggunakan kata-kata kasar yang sekira tidak layak digunakan untuk mengkritisi suatu produk dengan baik.
Namun, di samping itu, bagaimana sih pengonsumsian gula yang normal bagi manusia? Dokter Spesialis Jantung, dr Dexanda Pravian SpJP, mengatakan gula yang dikonsumsi terlalu berlebih bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan, termasuk jantung.
"Gula juga harus dibatasi. Rata-rata orang Indonesia itu konsumsi gulanya lebih dari lima sendok teh, padahal anjurannya di bawah lima. Apalagi boba, gulanya bisa seperempat seperempat gelas," kata dr Dexanda ketika diwawancara detikcom acara World Heart Bike di Jakarta, Minggu (25/9/2022).
Memang tidak ada salahnya jika kita sesekali tergiur dengan minuman manis apalagi yang kini tengah viral. Namun, perlu diingat pengonsumsian gula harian harus sesuai dengan anjuran ahli medis supaya terhindar dari penyakit berbahaya.
(up/up)











































