Gender Netral Seperti Anak Nadya Hutagalung, Bisakah karena Faktor Genetik?

Gender Netral Seperti Anak Nadya Hutagalung, Bisakah karena Faktor Genetik?

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 06 Okt 2022 12:32 WIB
Gender Netral Seperti Anak Nadya Hutagalung, Bisakah karena Faktor Genetik?
Nyla anak dari Nadya Hutagalung (Foto: Instagram)
Jakarta -

Anak dari selebritis Nadya Hutagalung mengidentifikasi dirinya sebagai gender netral. Artinya, ia tidak mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan maupun laki-laki. Keputusannya tersebutlah yang membuat nama panggilannya berubah dari 'Nyra' menjadi 'Alex'.

"Mereka (they) ingin nama yang lebih gender netral," tulis Nadya dalam bahasa Inggris, menjawab pertanyaan warganet soal perubahan nama anaknya.

Secara umum, istilah 'gender netral' atau non-biner dipahami sebagai orang yang tidak mengidentifikasikan dirinya bergender perempuan atau laki-laki. Hal itu berbeda dengan konsep 'biner' yang mengklasifikasikan gender ke dalam dua jenis identitas, yakni laki-laki atau perempuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut psikiater dari RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, dr Lahargo Kembaren, identifikasi gender adalah kesadaran seseorang akan gendernya sendiri. Gender yang diakuinya bisa sama dengan jenis kelamin yang ditentukan sejak lahir, bisa juga berbeda.

Pada orang-orang dengan identitas non-biner, identitas gendernya tidak dikatakan wanita maupun pria.

ADVERTISEMENT

"Faktor-faktor yang mempengaruhi identitas seksual atau identitas gendernya, seperti salah satunya menjadi netral atau non-biner, bisa apa saja," terang dr Lahargo pada detikcom beberapa waktu lalu.

Bisa Jadi karena Faktor Fisik

Lebih lanjut dr Lahargo menjelaskan, ada sejumlah kemungkinan penyebab seseorang mengidentifikasikan dirinya sebagai gender netral. Kemungkinan pertama, yakni faktor biologis berkaitan dengan kromosom dan genetik.

Di samping faktor fisik, ada juga faktor psikologis. Dalam hal ini, pikiran dan perasaan seseorang mempengaruhi identifikasi gendernya.

"Itu pertama faktor biologis, memang secara kromosom atau secara genetik mempengaruhi seksualitasnya, kedua faktor psikologis, mental kejiwaan seseorang, pikiran, mood, dan perasaan yang bersangkutan bisa mempengaruhi," jelas dr Lahargo.

Selanjutnya dr Lahargo memaparkan, faktor sosial juga bisa mendorong seseorang dalam mengidentifikasi gendernya. Artinya, cara seseorang mengidentifikasi gendernya bisa dipengaruhi oleh komunitas yang banyak berhubungan dengannya, atau juga dipengaruhi oleh kepercayaan.

"Misalnya seperti apa sih kaidah yang dia pegang, kenapa dia bisa netral, atau lebih maskulin, lebih feminin? Itu bisa jadi dari bacaan-bacaan yang dia dapatkan, dari pengetahuan, dari orang lain yang berbicara mungkin," bebernya.

"Juga ajaran agama yang dia percaya itu mengizinkan nggak ya dia seperti itu, boleh nggak ya dia seperti itu," pungkas dr Lahargo.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kata Ahli soal Antisipasi Ancaman Kesehatan Pascabanjir"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Berita Terkait