Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghubungi regulator obat nasional India pada 29 September lalu untuk memulai penyelidikan.
"[Kami meminta WHO membagikan laporan yang menetapkan] hubungan sebab kematian dengan produk medis yang bersangkutan," demikian pernyataan resmi regulator obat India dikutip dari BBC, Senin (10/10/2022).
Analisis laboratorium WHO mengkonfirmasi temuan dietilen glikol dan etilen glikol yang "tidak dapat diterima" terkandung dalam obat batuk tersebut. Kandungan bahan itu bisa menyebabkan gagal ginjal akut.
Dietilen glikol adalah senyawa organik berbentuk cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau namun memiliki rasa manis. Dietilen glikol adalah bahan pelarut yang banyak digunakan dalam minyak rem, pelumas, produk perawatan pribadi seperti losion dan deodoran.
Dikutip dari Science Direct, senyawa ini dengan cepat diserap dan didistribusikan ke ginjal, otak, hati, limpa, dan jaringan adiposa. Namun penggunaan dietilen glikol ini dikaitkan dengan masalah kesehatan.
Sempat sebabkan 100-an meninggal
Simak Video "Video BPOM soal Obat Batuk Picu Kematian di India: Tak Beredar di Indonesia"
(kna/naf)