Baru-baru ini, beredar video rekaman CCTV bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Rizky Billar kepada Lesti Kejora. Dalam video tersebut. Billar terlihat melempar bola biliar pada Lesti, tetapi gagal karena terpeleset.
Di video itu, terlihat banyak orang yang melihat kejadiannya tetapi tidak ada yang membantu atau menolong Lesti. Dalam kasus ini, psikolog klinis dari Ohana Space Arrundina Puspita Dewi, MPsi, menyinggung soal bystander effect.
"Ini term psikologinya namanya bystander effect. Karena ada orang lain di situ, nggak cuma dia sendiri. Akhirnya jadi merasa bukan tanggungjawab dia sendiri untuk membantu si korban," jelas Arrundina pada detikcom, Rabu (12/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya ramean nih yang begitu. Jadi merasanya bukan tanggung jawab satu orang saja untuk bertindak. Makanya seringkali diam saja, karena mikirnya ada orang lain juga di sekitar yang akan bantu si korban," lanjutnya.
Apa Itu Bystander Effect?
Dikutip dari Psychology Today, fenomena bystander effect ini terjadi ketika kehadiran orang lain membuat seseorang enggan untuk melakukan intervensi atau campur tangan dalam situasi darurat. Ini termasuk melawan pelaku intimidasi selama penyerangan atau kejahatan lainnya.
Semakin besar jumlah pengamat, maka semakin kecil kemungkinan salah satu dari mereka memberikan bantuan pada orang yang dalam kesulitan. Orang-orang akan lebih mungkin untuk mengambil tindakan dalam suatu kejadian saat hanya ada sedikit atau tidak ada saksi lain yang hadir.
Dikutip dari laman Very Well Health, ada dua faktor utama yang membuat seseorang menjadi bystander effect.
1. Kehadiran orang lain menciptakan difusi tanggung jawab
Adanya kehadiran orang lain, seseorang tidak merasakan banyak tekanan untuk mengambil tindakan. Tanggung jawab untuk bertindak dianggap menjadi tanggung jawab semua orang yang ada saat kejadian.
2. Kebutuhan untuk berperilaku dengan cara yang benar dan dapat diterima secara sosial
Ketika pengamat lain gagal bereaksi, individu sering menganggap ini sebagai sinyal bahwa respons tidak diperlukan atau tidak sesuai. Ini membuat orang yang ada di kejadian cenderung tidak ikut campur jika situasinya ambigu.
Pada saat-saat itu, seseorang sering melihat orang lain yang ada di dalam kelompok untuk menentukan apa yang pantas dilakukan. Ketika mereka melihat bahwa tidak ada orang lain yang bereaksi, itu mengirimkan sinyal bahwa mungkin tidak ada tindakan yang diperlukan.
(sao/kna)











































