Waspadai Amblyopia, Gejala Mata Malas yang Banyak Serang Anak

Waspadai Amblyopia, Gejala Mata Malas yang Banyak Serang Anak

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 14 Okt 2022 19:00 WIB
Waspadai Amblyopia, Gejala Mata Malas yang Banyak Serang Anak
Ilustrasi gangguan mata (Foto: Annissa Widya/detikHealth)
Jakarta -

Mata malas atau amblyopia adalah gangguan penglihatan pada salah satu mata lantaran kurangnya stimulasi sehingga mata tak berkembang optimal dalam otak. Dokter spesialis mata, dr Andito K, Adisasmito, SpM dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita, menyebut kondisi ini umumnya dialami oleh anak berusia delapan sampai 10 tahun atau usia pertama manusia. Namun jika dibiarkan, mata malas ini bisa terbawa terus hingga dewasa.

Sebagian besar anak-anak dengan kondisi ini tidak akan mengeluhkan masalah penglihatan. Seiring waktu, mereka menjadi terbiasa memiliki penglihatan yang baik di satu mata dan penglihatan yang buruk di mata yang lain.

"Di usia berapa dia seharusnya bisa mencapai, tapi dia tidak mencapai itu karena stimulasi penglihatan yang tidak optimal. Misalnya anak 6 tahun usia sekolah masuk SD, itu tajam penglihatannya harusnya sudah 100 persen. Jadi kalau anak umur segitu tapi penglihatannya tidak sampai berarti ada masalah," ucapnya di acara podcast Radio Kesehatan, Kamis (13/10/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mata malas sendiri kemungkinan akan sulit dideteksi hingga akhirnya berkembang menjadi parah. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

  • Tidak bisa melihat jauh atau harus melihat secara dekat
  • Mengalami mata juling
  • Mengalami katarak yang tebal
  • Kelopak mata tertutup sebelah

"Bukan berarti tidak ada tanda dan gejala, tapi kalau kita nunggu tanda kelainan kacamata ya nunggu kelainan kacamatanya separah tertentu sehingga anaknya begitu sulit melihat. Apa-apa harus melihat mendekat, itu udah ada masalah. Atau katarak setebal itu, seputih itu, atau juling segitu besar, atau kelopak mata tertutup sebelah, itu bisa ketahuan. Tapi jangan nunggu tanda-tanda seekstrem itu," ucap dr Andito.




(suc/naf)

Berita Terkait