Cemaran etilen glikol (EG) pada produk obat sirup diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut anak. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah melaporkan sebanyak 3 produk dengan cemaran EG melebihi ambang batas. Seiring itu, Kementerian Kesehatan RI juga menjabarkan 156 obat sirup yang telah dipastikan aman digunakan.
Sejak awal adanya dugaan obat sirup menjadi biang kerok gangguan ginjal, banyak warga yang bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pasalnya, obat sirup merupakan obat yang dikonsumsi sejak lama dan aman-aman saja.
Prof Dr Zullies Ikawati, Apt dari Universitas Gadjah Mada menjelaskan ada dua kemungkinan alasan tingkat keamanan obat sirup itu berbeda dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Kemungkinan tersebut adalah sumber yang berbeda atau senyawa yang dimasukkan dengan sengaja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber yang Berbeda
Prof Zullies menyebut kemungkinan pertama ini bisa saja terjadi. Hal ini karena saat hendak membuat obat, farmasi menerima bahan baku. Biasanya, mereka akan memeriksa apakah bahan baku obat tersebut sesuai namun bahan tambahan lainnya akan diperiksa melalui Certificate of Analysis (COA).
"Saat membuat obat bukan hanya sirup, farmasi akan menerima bahan baku dari suppliernya. Dari supplier biasanya akan kasih Certificate of Analysis dari bahan baku tersebut apakah itu bahan baku obat atau bahan baku tambahan," ucapnya.
"Untuk bahan baku obat, farmasi akan cek kembali. Sedangkan untuk bahan baku tambahan itu juga sebenarnya harus ada pengecekan tetapi masih diizinkan rely on COA asal COAnya sesuai, masih bisa digunakan," lanjutnya.
Hal ini membuat Prof Zullies menyebut adanya kemungkinan sumbernya atau supplier itu berbeda.
"Jadi ada kemungkinan sourcesnya berubah. Misalnya, dulu farmasi itu menggunakan sumber dari satu supplier kemudian tahun ini karena kejadiannya tahun ini, batch yang sekarang mereka menggunakan sumber berbeda dengan spek yang berbeda juga misalnya cemarannya lebih banyak," jelasnya.
Penambahan Senyawa
Kemungkinan kedua yang disebut Prof Zullies adalah cemaran ini dimasukkan dengan sengaja. Namun untuk memastikannya perlu dilakukan investigasi lebih mendalam.
"Kemungkinan kedua itu dengan sengaja. Itu yang kita harus hati-hati lakukan pemeriksaan. Apakah benar ada yang sengaja mengganti atau menambahkan (bahan tambahan)," ungkap Prof Zullies
"Perlu adanya investigasi mendalam kalau memang terjadi yang kedua ini," pungkasnya.











































