Cemaran etilen glikol (EG) pada produk obat sirup diduga menjadi biang kerok ratusan kasus gangguan ginjal akut misterius di Indonesia. Menyusul itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melaporkan tiga produk yang ditemukannya mengandung cemaran EG melebihi ambang batas.
Sebagaimana dilaporkan BPOM pada Minggu (23/10/2022), ketiga obat tersebut adalah Unibebi Cough Syrup (Universal Pharmaceutical Industries), Unibebi Demam Drop (Universal Pharmaceutical Industries), dan Unibebi Demam Syrup (Universal Pharmaceutical Industries).
Apa Efeknya jika Etilen Glikol Masuk Tubuh?
Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menjelaskan, terdapat tiga fase efek etilen glikol pada tubuh. Tak hanya pada ginjal, bahan ini lebih dulu mempengaruhi sistem saraf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita asumsikan memang menggunakan yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol dalam jumlah agak besar, sebetulnya kalau secara teori itu toksisitas etilen glikol dan dietilen glikol ada tiga fase," ujarnya dalam siaran langsung akun Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa (25/10).
"Fase pertama adalah sistem saraf pusat, dia seperti etanol. Kalau etanol efeknya depresan, sistem saraf pusatnya. Tahap kedua, cardiopulmonary. Tahap ketiga adalah ginjal karena proses metabolisme," imbuhnya.
Namun begitu Prof Zullies menerangkan, efek keracunan etilen glikol pada setiap orang bisa berbeda. Jika langsung berefek pada ginjal, akan timbul gejala pengurangan pembuangan air kecing.
Mengingat dalam banyak penjelasan, disebutkan bahwa gejala khas gangguan ginjal akut misterius pada anak adalah penurunan volume dan frekuensi buang air kecil. Bahkan pada beberapa kasus, pengeluaran urine berhenti sama sekali.
"Memang tahap ini tidak selalu terjadi pada setiap orang. Secara literatur dikatakan tahapnya unpredictable. Kadang dia skip, tahu-tahu langsung ke ginjal. Tergantung kecepatan metabolismenya tadi. Sehingga kalau yang sekarang itu, seperti dokter mengedukasikan, mereka gejalanya apa. Kalau khusus ke ginjal (contohnya) kurang pipis," pungkas Prof Zullies.
(vyp/kna)











































