Korban dalam tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan, sejauh ini mencapai 156 jiwa per Selasa (1/11/2022). Dari korban yang ada, sekitar 100 orang di antaranya adalah wanita.
Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya terkait lebih banyaknya korban wanita dibandingkan pria. Meski rasio gender di tragedi Itaewon saat data kematian ini muncul belum terlalu jelas, namun para ahli mulai mengungkap kemungkinan penyebabnya.
Kerangka Tubuh dan Kekuatan Fisik
Sejumlah ahli medis mengatakan ini bisa berkaitan dengan kerangka tubuh dan kekuatan fisik seseorang. Mereka mengungkapkan orang dengan kerangka tubuh yang lebih kecil dan fisik yang lebih lemah lebih rentang terperangkap dalam situasi kerumunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat seperti itulah orang membutuhkan oksigen. Dan untuk bisa bernapas, perlu adanya gerakan konstan dari otot pernapasan serta diafragma.
"Kekuatan untuk melawan tekanan bagi wanita umumnya lebih lemah daripada pria, bersama dengan kemampuan untuk diresusitasi. Jadi, mungkin itu sebabnya ada lebih banyak korban wanita," jelas profesor pencegahan kebakaran dan bencana di Universitas Soongsil, Cyber Park Jae Sung, dikutip dari Korea Herald, Kamis (3/11/2022).
Seorang profesor pengobatan darurat di Asan Medical Center, Kim Won-young, mengatakan ketika daerah dada seseorang di bawah tekanan, orang secara naluriah akan menyilangkan tangan mereka untuk membuat ruang bernapas. Namun, Hal itu akan sulit dilakukan oleh orang yang lebih lemah saat di tengah kerumunan.
Massa Tubuh Lebih Besar di Bagian Dada Atas
Ahli lainnya yang merupakan profesor ilmu kerumunan dari University of Suffolk, Inggris Selatan, G Keith Still, mengatakan umumnya wanita memiliki kerangka tubuh yang lebih kecil dari pria. Tetapi, para wanita ini memiliki massa tubuh yang lebih besar di dada bagian atas.
"Jika ada tekanan di sana, ada lebih banyak massa yang mendorong ke dalam, lebih merugikan bagi para wanita," beber Still.
Sementara pada pria, mereka memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang lebih besar. Hal ini bisa membantu mereka untuk bisa keluar dari situasi semacam tragesdi Itaewon itu.
Berdasarkan National Health Institute Service, rata-rata pria Korea Selatan memiliki tinggi 170,6 cm dan berat 72,7 kg. Sementara wanita, rata-rata memiliki tinggi 157,1 cm dan berat 57,8 kg.
Beberapa saksi mata pada tragedi itu melihat sejumlah pria berhasil keluar dari kerumunan ke arah toko yang ada di sekitarnya. Sementara para wanita tidak bisa melakukannya.
NEXT: Penyebab Kematian di Tragedi Halloween Itaewon
Penyebab Kematian
Seorang profesor pengobatan darurat di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, Hong Ki-jeong, menilai sebagian besar kematian pada tragedi Itaewon ini sepertinya disebabkan oleh serangan jantung karena asfiksia atau kekurangan oksigen dalam tubuh.
Sederhananya, orang-orang mati lemas karena kekurangan kadar oksigen, sehingga mereka tidak bisa bernapas dan meninggal dunia.
"Ketika (petugas penyelamat) berusaha menyelamatkan, sebagian besar (korban) tidak responsif terhadap CPR, mati lemas," kata Hong Ki-jeong.
Menurutnya, saat itu banyak yang sudah mengalami kerusakan otak karena asfiksia dan tindakan darurat yang dilakukan memiliki efek terbatas.
Sementara waktu yang tepat untuk memberikan pertolongan pertama pada serangan jantung adalah 5 menit pertama, setelah itu terjadi kerusakan otak. Setelah 10 menit, kerusakan menjadi permanen.
Pada tragedi Itaewon ini, waktu krisis sudah lewat bagi sebagian korban. Sebab, butuh beberapa menit untuk mengeluarkan mereka dari kerumunan tersebut.
Simak Video "Video: Bukan Cuma Plantar Fasciitis, Shin Splint Juga Bahaya Bagi Pelari Pemula"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)











































