Selain videonya, hal mencolok yang terlihat adalah warna dari kebaya yang dipakai si wanita. Dalam beragam konten bahasan terkait hal seksual lainnya, warna merah kerap dianggap identik dengan hal-hal seksi. Mengapa demikian?
Dikutip dari laman Medical Daily, dalam psikologi warna merah identik dengan gairah, cinta, bahkan seks. Peneliti Jerman menemukan bahwa warna merah dapat mempengaruhi daya tarik yang dirasakan.
Dalam studi yang diterbitkan dalam European Journal of Social Psychology, orang yang menggunakan pakaian merah dilaporkan merasa lebih menarik secara fisik dan represif secara seksual dibanding mereka yang mengenakan pakaian warna lain.
Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa warna merah sangat menarik perhatian. Peningkatan daya tarik ini berkembang dari gagasan orang yang memperhatikan objek atau orang, dan kemudian menilai objek atau orang tersebut.
Penilaian yang disarankan ini bisa menjadi lebih jelas atau lebih ditekankan melalui warna merah.
"Hasilnya menunjukkan bahwa efek persepsi diri merah dimediasi oleh penerimaan seksual dan status persepsi diri individu," tulis para peneliti yang dikutip dari Medical Daily.
Namun, pandangan warna merah tidak selalu menguntungkan bagi semua orang. Misalnya, sebagian orang bisa merasa buruk saat menggunakan warna merah karena merasa semua mata tertuju padanya.
Ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana karakteristik kepribadian yang berbeda berinteraksi dengan efek warna. Selain itu, efeknya juga bisa hilang jika seseorang berpakaian merah setiap hari.
Saksikan juga Sosok minggu ini, Habib Ja'far: Masjidkan Kafe, Pantai, hingga Gunung
(sao/vyp)