Belakangan, beredar hasil riset yang menyebut orang yang pernah terkena COVID-19 lebih dari sekali berisiko mengalami kondisi fatal berupa kerusakan organ penting seperti otak, jantung, paru-paru, dan ginjal. Epidemiolog menyebut, sebenarnya risiko tersebut tak mutlak bakal dialami penyintas COVID-19 dengan reinfeksi lebih dari sekali.
"Nggak semua (akan mengalami kerusakan organ). Jadi dilihat proporsi orang yang dibandingkan 3 kali, yang ngaku 2 kali, yang ngaku 1 kali, angka perawatannya jauh lebih tinggi pada yang pernah mengalami infeksi berulang. Itu saja konsepnya," ungkapnya dalam seminar publik 'Dukung Vaksinasi Booster, Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku' di Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022).
Pandu menjelaskan, hasil riset tersebut dipublikasikan oleh dalam Nature Medicine. Data tersebut juga dikumpulkan dari penyintas COVID-19 di Amerika Serikat, bukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu Pandu menjelaskan, kasus kerusakan sistem organ imbas reinfeksi COVID-19 berulang kali juga sebenarnya bersifat relatif. Kerusakan tersebut sebenarnya masih berkaitan dengan kondisi gejala COVID-19 berkepanjangan atau disebut 'Long COVID'.
"Selain itu, ada yang namanya kalau orang terinfeksi kadang ada gejala yang disebut 'Long COVID' kerusakan di organ kita. Nggak semuanya, sebagian kecil saja sebenarnya. Apakah otak, jantung, ginjal, ada gejala sisa itu juga lebih banyak ada orang yang mengalami infeksi berulang. Jadi angkanya relatif, tidak mutlak," pungkasnya.
Catatannya, mengacu pada temuan riset tersebut, masyarakat Indonesia bisa semakin ketat menerapkan protokol kesehatan dibarengi vaksinasi COVID-19. Tak lain, untuk mencegah infeksi virus Corona, termasuk pada orang yang sudah pernah dinyatakan positif COVID-19.
NEXT: Risiko kena COVID-19 berulang kali pada jantung, paru-paru, dan otak
Temuan Riset
Ahli epidemiologi klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis dr Ziyad Al-Aly menjelaskan berdasarkan risetnya, orang yang terkena COVID-19 lebih dari sekali tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan dua kali lebih mungkin meninggal daripada mereka yang hanya memiliki satu infeksi.
Hal itu ia temukan dari analisisnya terhadap 5,3 juta catatan kesehatan dari Departemen Urusan Veteran AS berisi orang-orang yang tidak dites positif SARS-CoV-2 terhitung dalam Maret 2020 hingga April 2022, kemudian dibandingkan dengan 443.000 orang yang mendapatkan hasil positif sekali selama itu.
Dibandingkan orang-orang yang terkena COVID-19 satu kali, orang yang mengalami infeksi COVID-19 berulang kali juga lebih rentan terhadap kondisi fatal lainnya seperti:
- 3,5 kali lebih mungkin mengalami masalah paru-paru
- 3 kali lebih mungkin mengalami kondisi jantung
- 1,6 kali lebih mungkin mengalami perubahan otak yang membutuhkan perawatan dibandingkan orang yang hanya pernah terkena COVID-19 sekali.











































