Fakta-fakta 'Berpuasa Sampai Mati' Dikaitkan Geger Keluarga Tewas di Kalideres

Fakta-fakta 'Berpuasa Sampai Mati' Dikaitkan Geger Keluarga Tewas di Kalideres

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 23 Nov 2022 16:04 WIB
Fakta-fakta Berpuasa Sampai Mati Dikaitkan Geger Keluarga Tewas di Kalideres
Foto: Puslabfor Polri cek suhu dan kelembaban udara di rumah sekeluarga 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, diduga melakukan Voluntarily Stopping Eating and Drinking (VSED) atau berpuasa sampai mati sebelum jenazahnya ditemukan 'mengering' di kediamannya. Mereka diduga sengaja tidak makan dan minum hingga menyebabkan kematian.

Hingga saat ini kepolisian masih mengusut kasus tersebut. Masih diselidiki terkait motif dan penyebab meninggalnya sekeluarga di Kalideres tersebut.

Berikut fakta-fakta Voluntarily Stopping Eating and Drinking (VSED) yang dikaitkan dengan kematian keluarga di Kalideres.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilakukan secara sukarela

VSED atau berhenti makan dan minum secara sukarela adalah upaya untuk mempercepat kematian seseorang. Banyak orang yang memilih VSED mengidap penyakit mematikan. Hanya saja mereka hampir tidak mungkin mendapatkan prognosis yang pasti khususnya untuk penyakit saraf seperti ALS dan Parkinson.

Beberapa orang juga melakukannya agar bisa meninggal di rumah dengan tenang dan menganggapnya sebagai 'kematian alami'. Kematian biasanya terjadi karena tubuh mengalami dehidrasi, bukan kelaparan.

ADVERTISEMENT

Legal di AS

Praktik 'berpuasa hingga mati' sendiri legal di Amerika Serikat. Namun mereka yang memilihnya harus memiliki kapasitas untuk membuat keputusan medisnya sendiri.

Beberapa orang yang memutuskan melakukan hal tersebut harus paham akan risikonya. Pasien harus memiliki kapasitas pengambilan keputusan dan secara fisik mampu melanjutkan makanan melalui mulut jika mereka berubah pikiran.

Proses kematian saat VSED

Nancy Simmers, pendamping lansia yang beberapa kliennya memutuskan untuk VSED menjelaskan proses terjadinya kematian saat VSED tidak bisa dianggap enteng. Perlu banyak perencanaan yang matang.

Proses VSED memakan waktu rata-rata sembilan hingga 11 hari. Orang tersebut biasanya masih bisa bangun dan beraktivitas selama beberapa hari pertama. Mereka membutuhkan obat untuk membantu mereka mengatasi kebingungan dan delirium yang disebabkan oleh dehidrasi.

"Tahap terakhir berlangsung sekitar tiga hari. Dehidrasi membuat orang mengantuk. Ini membuat orang akan kehilangan kesadaran saat memasuki mode krisis," katanya kepada Insider.

Kekurangan cairan mempengaruhi ginjal dan hati. Kelebihan bilirubin membuat kulit terlihat kuning. Kaki dan ujung jari membiru. Pernapasan menjadi dangkal atau agonal. Beberapa waktu setelahnya, kematian akan terjadi.

Halaman 2 dari 2
(kna/naf)

Berita Terkait