Seks oral belakangan ramai dibahas lantaran tercantum dalam definisi pemerkosaan di KUHP baru. Berdasarkan Pasal 473 RKUHP versi 30 November, kini tidak hanya memasukkan alat kelamin pria ke alat kelamin wanita, sejumlah tindakan kekerasan seksual lain seperti seks oral juga bisa dikenai hukuman pidana penjara 12 tahun.
Di luar kasus tersebut, seksolog klinis Zoya Amirin menjabarkan efek psikis atau mental yang umumnya diterima seseorang saat melakukan aktivitas seks oral. Jika pasangan atau keduanya sama-sama memiliki consent melakukan seks oral, bisa jadi ada rasa 'penerimaan' utuh yang dirasakan.
Penerimaan dari laki-laki dan wanita umumnya berbeda. ''Misalnya buat kebanyakan laki-laki oral sex itu dia ketika pasangan seks-nya baik apapun orientasinya, cenderung seorang laki-laki ini merasakan dia itu diterima seutuhnya tubuhnya ketika pasangannya mau memberikan oral sex,'' kata Zoya dalam diskusi eLife detikcom Jumat (9/12/2022).
Bukan berarti, semua laki-laki memiliki efek psikologis serupa. Zoya tidak menampik beberapa di antaranya yang justru merasakan sebaliknya, tidak nyaman dengan seks oral. Namun, kasus yang jauh berbeda ditemukan pada perempuan. Sebagai seksolog klinis, ia kerap menerima keluhan dari banyak istri yang enggan memberikan seks oral.
Hal ini seringnya dikaitkan dengan rasa malu, takut, cemas, waswas, terkait bagaimana persepsi suami sesudah melakukan seks oral. ''Perempuan takut dianggap sebuah rejection atau penolakan, jadi banyak perempuan melakukan masturbasi merangsang klitorisnya, perempuan juga kadang terlalu insecure ada banyak ketakutan-ketakutan,'' sambung dia.
Salah satunya dikaitkan dengan bau khas vagina yang secara alami tidak mengenakkan, khususnya jelang masa menstruasi. Karenanya, pasangan yang secara sadar menerima aktivitas seksual ini disebut Zoya didasari cinta dan kasih sayang, lantaran keduanya tidak mendapatkan benefit atau manfaat secara fisik, hingga rela menurunkan egonya demi kesenangan pasangan.
''Mesti dari hati ya, karena apapun yang diberikan pasangan relatif tidak mendapatkan keuntungan. Jadi kalau perempuan memberikan itu kepada laki-lakinya dalam konteks heteroseksual, apa sih enaknya si perempuan? Nggak ada kan sebenarnya, begitu jg si laki-lakinya ingin memberikan oral, ada nggak sih kenikmatan fisik dan tubuhnya? Iya nggak ada, ini benar-benar kenikmatan psikologis yang diterima,'' terang Zoya.
Simak Video "Populasi Menurun dalam 60 Tahun, Generasi Muda China Enggan Berkeluarga"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)