Kasus COVID-19 di China semakin serius. Dikutip dari Reuters, unggahan sosial media di China menunjukkan para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya tetap bekerja meskipun didiagnosis positif COVID-19. Hal ini dikarenakan rumah sakit dan klinik mengalami lonjakan pasien COVID-19 dengan gejala sedang.
Terkait hal ini, pejabat kesehatan China belum memberikan komentar apapun. Sementara itu, pakar kesehatan sudah mewanti-wanti kemungkinan lonjakan kasus parah akibat pelonggaran COVID-19 di China.
Pihak Reuters belum mendapatkan update terkait situasi rumah sakit, termasuk Bed Occupation Rates (BOR). Namun, foto-foto di sosial media menunjukkan bahwa pasien di Beijing dan Baoding menunggu berjam-jam untuk mendapatkan perawatan.
Sebelumnya, pejabat kesehatan China menyarankan agar pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat dikarantina di rumah. Mereka juga melaporkan bahwa sebagian dari pasien COVID-19 hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.
"Rumah sakit kami kewalahan dengan pasien," ujar dokter bermarga Li di sebuah rumah sakit tersier Provinsi Sichuan.
Li menuturkan, dalam satu hari rumah sakit tersebut kedatangan 700 hingga 800 pasien per hari. Stok obat-obatan juga habis dan saat ini sedang menunggu pemasok untuk mengirimkan obat-obatan tersebut.
Menurut Li, beberapa nakes banyak yang terpapar COVID-19 tetapi tidak ada perlindungan khusus bagi mereka. Li meyakini nantinya nakes-nakes lain juga akan positif COVID-19.
"Saya dibanjiri hampir 200 pasien dengan gejala COVID-19 tadi malam," ujar salah satu suster dari rumah sakit berbeda di Chengdu.
Ahli Epidemiologi Hong Kong University Ben Cowling mengatakan kekurangan nakes di Hong Kong berkontribusi pada angka kematian di negara tersebut. Ia juga memperingatkan hal yang sama akan terjadi di China.
"Salah satu alasan kami (Hong Kong) memiliki tingkat kematian yang tinggi adalah kami tidak memiliki sumber daya rumah sakit yang cukup untuk mengatasi lonjakan tersebut," ujar Cowling.
"Sayangnya, itulah (angka kematian yang tinggi) yang akan terjadi dalam waktu satu atau dua bulan ke depan di China," bebernya.
Selain lonjakan kasus parah, lonjakan kasus ringan di antara lansia juga membuat rumah sakit di Hong Kong kewalahan. Cowling menyarankan agar rumah sakit mengosongkan sejumlah tempat tidur untuk perawatan isolasi pada lansia.
Di Beijing, saat ini sudah ada 50 pasien dalam kondisi serius atau kritis akibat COVID-19. Hal ini disampaikan oleh media milik pemerintah Xinhua pada Selasa (13/12/2022).
NEXT: Kondisi Kacau Balau