Aktris Bollywood, Tunisha Sharma, meninggal dunia diduga akibat bunuh diri dengan cara menggantung diri. Sebelumnya Tunisha Sharma sempat bercerita, dirinya mengidap depresi dan kecemasan.
Hal itu diungkapkannya dua tahun lalu dalam sebuah wawancara dengan Bombay Times. Dengan terbuka Tunisha menjelaskan, dirinya didiagnosis mengalami gangguan kecemasan imbas kehilangan ayahnya di usia dini.
"Saya menderita masalah kecemasan. Saya telah bekerja sejak usia muda dan kehilangan ayah saya pada usia dini. Kemudian saya kehilangan saudara sepupu saya dan nenek saya juga meninggal. Saya hancur secara emosional untuk menjaga diri saya sendiri," ungkap Tunisha kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selalu ada ketakutan tidak bisa bekerja. Jadwal saya menjadi tidak menentu dan saya harus berkonsultasi dengan dokter. Saya didiagnosis dengan kecemasan dan depresi. Ketika saya memulai pengobatan, saya telah berubah menjadi zombie. Saya benci pergi bekerja atau syuting di set acara TV saya. Ketika negativitas media sosial mulai memengaruhi saya, saya melepaskan diri darinya,"imbuhnya.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, depresi adalah gangguan suasana hati yang memicu perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Namun berbeda dari sekadar perasaan sedih, depresi memicu kesulitan beraktivitas normal sehari-hari imbas masalah emosional dan fisik, dibarengi perasaan tidak layak menjalani hidup.
Depresi tidak bisa 'hilang' begitu saja, melainkan mungkin membutuhkan pengobatan jangka panjang. Misalnya dengan konsumsi obat dari dokter, psikoterapi, atau keduanya.
Penyebab Depresi
Mengacu pada National Health Service (NHS) Inggris, umumnya tidak ada satu penyebab yang pasti perihal depresi pada seseorang. Pada beberapa kasus, depresi dipicu oleh peristiwa hidup yang pelik seperti kematian, perceraian, sakit, pemutusan hubungan kerja, dan keuangan. Seringkali, depresi dipicu oleh penyebab yang berbeda seperti sedih setelah sakit, dibareng peristiwa traumatis.
Beberapa penelitian menunjukkan, seseorang lebih berisiko mengalami depresi seiring bertambahnya usia. Depresi juga lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi sosial dan ekonomi yang sulit. Sejumlah pemicu depresi lainnya berupa:
Peristiwa yang menegangkan
Sebagian orang meluangkan waktu untuk berdamai dengan peristiwa yang membuat stres, seperti kehilangan orang atau putusnya hubungan. Saat kejadian yang 'menekan' ini terjadi, risiko depresi meningkat seseorang menjauhkan diri dari orang terdekat seperti teman dan keluarga.
Kepribadian
Orang dengan kepribadian tertentu seperti rendah diri atau kritis terhadap diri sendiri disebut lebih rentan terhadap depresi. Kepribadian tersebut bisa dipengaruhi oleh gen yang diwarisi keluarga, pengalaman hidup, atau keduanya.
Riwayat keluarga
Jika seseorang lain dalam keluarga pernah mengalami depresi, misalnya orang tua atau saudara perempuan atau laki-laki, risiko depresi akan semakin tinggi.
Melahirkan
Beberapa wanita sangat rentan mengalami depresi setelah kehamilan atau disebut sebagai depresi pacakelahiran. Hal itu dipicu perubahan hormonal dan fisik, serta tanggung jawab tambahan untuk hidup baru.
Kesendirian
Perasaan kesepian yang disebabkan oleh kondisi terputus dari keluarga dan teman dapat meningkatkan risiko depresi.
Penyakit
Penyakit jangka panjang yang mengancam jiwa seperti jantung koroner dan kanker berisiko memicu depresi. Selain itu, cedera kepala juga merupakan penyebab depresi yang sering tidak disadari. Pasalnya, cedera kepala yang parah dapat memicu perubahan suasana hati dan masalah emosional.
Beberapa orang mungkin memiliki tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), berkaitan dengan masalah sistem kekebalan tubuh. Dalam kasus yang lebih jarang, cedera kepala ringan dapat merusak kelenjar hipofisis, yaitu kelenjar di dasar otak yang menghasilkan hormon perangsang tiroid.
Hal ini dapat menyebabkan sejumlah gejala seperti kelelahan ekstrim dan kurangnya minat pada seks (kehilangan libido), yang pada akhirnya dapat menyebabkan depresi.
CATATAN: Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog dan psikiater terdekat. Jika seseorang di sekitar mengungkapkan keinginan bunuh diri, jangan pernah dianggap bercanda.
Simak Video "Video Gen Alpha Disebut Lebih Rentan Depresi, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)











































