.webp)
Semenjak pandemi COVID-19, kepedulian untuk menjaga berat badan cenderung meningkat dan karenanya beragam tren diet bermunculan. Masih akan bertahan di 2023 saat COVID-19 mulai mereda?
"Saya kira masih ya, justru karena sudah masuk kantor lagi jadi lebih peduli karena akan banyak komentar 'kok gemukan'," kata dr Diana Felicia Suganda, SpGK, dokter gizi klinik dari RSPI Bintaro, dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (23/12/2022).
Menurut dr Diana, tren diet di 2023 tidak akan banyak berubah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, metode diet yang populer seperti intermittent fasting (IF) masih akan digemari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, salah satu metode yang disorot dr Diana adalah DEBM alias Diet Enak Bahagia Menyenangkan. Menurutnya, diet memang tidak seharusnya menyiksa karena pada akhirnya jadi sulit untuk dijalankan secara konsisten dalam jangka panjang.
"Kalau tersiksa, jalan 2-3 minggu saja biasanya. Terus nggak betah," jelasnya.
Salah satu cara membuat diet lebih menyenangkan menurutnya adalah dengan tidak terlalu banyak membatasi diri. Tidak perlu ada larangan terlalu ketat, yang penting terkontrol porsinya.
"Karena itu saya tidak menyarankan skip meal. Oke makannya jarang, tapi sekalinya makan porsinya gila-gilaan karena saking kelaperan," beber dr Diana.
Sebaliknya, dr Diana justru menyarankan untuk 'sering makan' saat diet. Dalam arti, frekuensi boleh saja tinggi tetapi porsi dan pengaturan menunya disesuaikan agar lebih sehat tanpa harus menyiksa.
(up/suc)
