China kini diamuk lonjakan kasus COVID-19. Beredar anggapan, lonjakan tersebut terjadi imbas China mencabut aturan ketat penanganan Corona 'Zero-COVID' yang sebelumnya telah berlangsung selama tiga tahun.
Baru-baru ini, beredar prediksi bakal ada 1,5 juta kasus kematian akibat COVID-19 di China dalam enam bulan ke depan. Penelitian tersebut dipublikasikan di layanan pracetak medRxiv oleh para peneliti dari University of Macau dan Harvard Medical School pada Kamis (22/12/2022).
Namun data yang dipublikasikan oleh Worldometers, bukan China yang menduduki peringkat teratas jumlah kasus Corona harian terbanyak dalam sepekan terakhir. Dalam laman Worldometers, China menduduki posisi ke-14 dengan 28.309 kasus COVID-19 dalam 7 hari terakhir.
Mengingat sejak beberapa minggu terakhir, otoritas China menyebut tidak lagi mempublikasikan data harian Corona sejak kasus di negara itu naik tajam.
Sementara itu berikut 5 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak dalam sepekan terakhir, mengacu pada Worldometers per Jumat (30/12/2022):
Jepang
Mengacu pada data Worldometers, Jepang mencatat 1.190.504 kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir. Dengan angka tersebut, Jepang mengalami kenaikan COVID-19 sebesar 8 persen dari pekan sebelumnya.
Dikutip dari Reuters, dalam tujuh hari terakhir hingga Rabu (28/12), Jepang mencatat kasus infeksi COVID-19 terkonfirmasi terbesar di dunia dan kematian terbanyak kedua setelah Amerika Serikat. Hal itu mengacu pada penghitungan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Terkait lonjakan COVID-19 China, pelancong yang dites positif COVID-19 akan diminta karantina selama seminggu di fasilitas yang telah diatur.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan ada kekhawatiran yang berkembang di Jepang lantaran sulit untuk mendeteksi situasi COVID-19 di China secara rinci.
Korea Selatan
Korea Selatan menduduki peringkat kedua negara dengan kasus COVID-19 terbanyak dalam sepekan terakhir dengan 464.750 kasus, mengacu pada Worldometers per Jumat (30/12).
Dikutip dari Insider, laporan surat kabar lokal The Chosun Ilbo menyebut, pihak berwenang berencana mewajibkan pelancong dari China untuk menunjukkan hasil negatif COVID-19, setidaknya 48 jam sebelum tiba di Korea Selatan.
Laporan tersebut juga menyebut, para pelancong dari China dapat dikenakan tindakan karantina tambahan karena kasus yang melonjak di negara tersebut.
(vyp/kna)