Viral Video Pilu 'Bunga' Anak 12 Tahun Hamil 8 Bulan, Begini Sorotan BKKBN

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 04 Jan 2023 19:31 WIB
Tanggapan BKKBN perihal video pilu viral anak korban pemerkosaan berusia 12 tahun hamil 8 bulan. Foto: iStock
Jakarta -

Kini viral di media sosial video pilu tentang seorang anak berusia 12 tahun hamil 8 bulan. Dalam video beredar disebutkan, anak dengan nama samaran 'Bunga' tersebut adalah korban pemerkosaan. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ikut menyoroti video tersebut, sembari menjabarkan sejumlah risiko kehamilan pada wanita berusia belasan tahun.

"Jadi,, Bunga cuma mkn,, tiduran sambil Nonton Kartun,, sebagaimana di sukai anak2 seumuran Bunga pada umumnya," tertera dalam video viral tersebut.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG, menegaskan, kehamilan dini khususnya pada perempuan yang masih berusia belasan tahun amat tinggi risiko kematian baik pada ibu maupun bayi. dr Hasto menjelaskan, pada usia 12 tahun, pertumbuhan fisik anak perempuan belum selesai. Jika harus menumbuhkan tubuh lain dalam hal ini janin, pertumbuhan tubuh anak tersebut akan terganggu.

"Risiko hamil pada usia masih anak itu sangat besar. Yang pertama, ibunya kan masih usia pertumbuhan jadi ibunya sendiri masih tumbuh, harus menghidupi dirinya sendiri. Panjang tumbuhnya masih bertambah, padat, bertambah, ototnya bertambah, ukuran pinggulnya bertambah, tinggi badannya bertambah, beratnya bertambah, tapi dia harus menumbuhkan orang lain dalam hal ini janin," jelasnya pada detikcom, Rabu (4/1/2023).

"Gangguan pertumbuhan untuk dirinya betul-betul nyata terjadi. Terutama proses remodelling tulang. Tulang ini dibentuk, kemudian sangat terganggu pembentukan panjang dan kepadatan tulang. Karena diambil kalsiumnya oleh bayi yang dikandungnya. Sehingga ibu ini secara anatomis dalam hal ini pertumbuhannya terhambat," imbuh dr Hasto.

Risiko kedua yang disoroti dr Hasto adalah terkait kondisi kekurangan nutrisi pada ibu dan janin. Dalam kondisi tersebut, janin bertumbuh lambat.

"Artinya, janin tumbuh lambat di dalam janin, uterus itu janin. Sehingga itu jelas stunting ada di depan mata. Ini satu risiko keniscayaan yang memang terjadi," ungkap dr Hasto lebih lanjut.

"Berikutnya ibu yang kemungkinan juga anemia, kemudian kekurangan asam folat karena masih pertumbuhan. Ini juga mengakibatkan pertumbuhan otak bayi yang dikandungnya tidak optimal. Defisiensi-defisiensi itu sering membuat defisit juga pada pertumbuhan otak sehingga otak bayinya tidak optimal," sambungnya.

NEXT: Risiko melahirkan



Simak Video "Video: Kemenkes soal Penyebab Meninggalnya Ibu Hamil Usai Ditolak 4 RS di Papua"

(vyp/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork