Baru-baru ini Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran yang meminta agar Dinas Kesehatan dan rumah sakit untuk waspada terkait kasus keracunan 'chiki ngebul'. Hal ini dikaitkan dengan kasus sejumlah anak yang mengalami keracunan nitrogen cair di Tasikmalaya pada November dan Bekasi pada Desember 2022 lalu.
"Total di Jawa Barat yang Makan Chikbul 28 orang, 8 orang bergejala, 16 orang tanpa gejala dan 2 orang dirujuk (RS SMC dan RS haji)," demikian keterangan yang diterima detikcom dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, Jumat (6/1/2023).
Dinkes mengungkapkan, berdasarkan penuturan, beberapa anak di Tasikmalaya ada yang meminum sisa cairan nitrogen yang tidak beruap.
Terkait hal itu, dokter konsultan pencernaan dari RS Brawijaya Depok, dr Aru Ariadno, SpPD KGEH, menjelaskan, apabila nitrogen cair tersebut masih tersisa atau tidak berevaporasi dengan baik pada makanan atau minuman, dampaknya akan tertelan dan merusak kulit serta organ dalam. Bahkan bisa membakar dinding pencernaan yang berakibat kerusakan jaringan sampai perforasi atau bocornya saluran cerna.
"Sebagai kita ketahui memang nitrogen cair memang lagi tren karena menimbulkan efek seperti nafas berasap atau nafas naga. Tetapi nitrogen cair yang memiliki titik didih -197 derajat celcius cukup berbahaya bila digunakan dengan tidak tepat pada tempatnya," ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (6/1/2023).
Bisa Sembuh Total?
dr Aru menjelaskan, nitrogen cair sangat berbahaya lantaran berdampak memberikan efek cacat pada pengidapnya. Hal ini karena zat tersebut bersifat cryogenic atau mendinginkan secara langsung, sehingga jika zat tersebut bersentuhan dengan organ tubuh atau kulit akan langsung merusak sel-sel tubuh, termasuk organ dalam.
"Ada satu kasus di AS, di mana seorang ibu melayangkan komplain setelah cucunya yang berusia 14 tahun terluka tangannya (sensasi terbakar) saat menyentuh dessert yang dibuat dengan nitrogen cair. Dokter yang menanganinya harus membuka luka tersebut, memotong kulit yang mati akibat paparan tersebut, dan menghilangkan infeksi agar pasien tersebut tidak kehilangan jarinya," sambungnya lagi.
"Cacat karena jaringannya langsung mati. Pasti dinding usus langsung mati lalu terjadi kebocoran," sambungnya lagi.
Karenanya, dr Aru mewanti-wanti masyarakat sebaiknya menghindari makanan yang menggunakan nitrogen cair sembangan. Sebab penggunaan nitrogen cair diperlukan adanya regulasi dari pemerintah agar penggunaannya sesuai aturan.
"Jadi bila tidak ditangani dengan cepat mungkin akan berakibat kematian. Untuk itu disarankan penggunaan nitrogen cair pada makanan perlu pengawasan lebih baik dari lembaga yang terkait agar penggunaannya tidak sembarangan," tuturnya lagi.
Simak Video "Chiki Ngebul Bikin Anak Keracunan, Ini Pesan Kemenkes"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)