Fakta-fakta Keracunan 'Chikbul' Nitrogen Cair di Tasikmalaya-Bekasi

Round Up

Fakta-fakta Keracunan 'Chikbul' Nitrogen Cair di Tasikmalaya-Bekasi

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Sabtu, 07 Jan 2023 05:30 WIB
Fakta-fakta Keracunan Chikbul Nitrogen Cair di Tasikmalaya-Bekasi
Jajanan 'ngebul' yang menggunakan nitrogen cair (Foto: iStock/Eatanddrink/Egyptian Streets)
Jakarta -

Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat total 28 kasus keracunan jajanan 'chiki ngebul' yang diolah dengan nitrogen cair sejak November 2022. Kasus ditemukan di Tasikmalaya dan Bekasi.

Adanya peningkatan kasus di wilayah tersebut mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan drg Yuli Astuti Saripawan, M.Kes dalam edarannya meminta Dinkes seluruh Indonesia melapor jika ada temuan kasus serupa.

Beberapa fakta yang terangkum dari rangkaian kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dilaporkan di dua lokasi

Dalam laporan yang diterima Dinkes Jabar, tercatat ada sebanyak 24 anak yang mengonsumsi jajanan chiki ngebul di Tasikmalaya pada November 2022. Sebanyak 7 di antaranya bergejala, 1 dirujuk ke RS SMC. Sementara itu 16 anak tidak mengalami gejala.

ADVERTISEMENT

Kasus tersebut dilaporkan terjadi di SDN Ciawang, Tasikmalaya pada Selasa (15/11/2022). Rata-rata siswa yang mengonsumsi jajanan tersebut mengeluh pusing, mual,. sesak, dan muntah darah.

Di Bekasi, ditemukan 4 anak mengonsumsi jajanan serupa dengan satu kasus bergejala. Pasien yang berdomisili di wilayah Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi tersebut dirujuk ke RS Haji Jakarta Timur karena mengalami perforasi (lubang) di saluran cerna.

2. Mengaku sempat minum nitrogen cair

Menurut penuturan yang terangkum dalam laporan Dinkes Jabar, beberapa siswa di Tasikmalaya sempat meminum cairan nitrogen yang tidak beruap. Tidak disebutkan dalam laporan tersebut, apakah benar-tidaknya cairan tersebut adalah nitrogen terkonfirmasi dalam hasil pemeriksaan.

Konsultan saluran cerna dari RS Brawijaya Depok, dr Aru Ariadno, SpPD KGEH, menjelaskan bahwa nitrogen cair memiliki suhu dingin yang ekstrem. Umumnya digunakan untuk mendinginkan produk makanan tertentu dalam waktu singkat.

"Sebagaimana kita ketahui memang nitrogen cair memang lagi tren karena menimbulkan efek seperti nafas berasap atau nafas naga. Tetapi nitrogen cair yang memiliki titik didih -197 derajat celcius cukup berbahaya bila digunakan dengan tidak tepat pada tempatnya," ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (6/1/2023).

Ditemui detikcom beberapa waktu lalu, seorang penjual jajanan ice smoke di Jakarta, Dani, menjelaskan bahwa fungsi nitrogen cair tidak lebih hanya untuk memberikan efek berasap. Dengan penanganan yang tepat, seharusnya tidak sampai tertelan.

"Ya karena ini kan udah kena snack jadi aman, kalau kena langsung cairannya ke mulut ya baru tuh mungkin bahaya. Ini aman kan banyak juga es krim gini, soalnya ini kan nggak lama, berapa menit hilang," beber Dani.

NEXT: Kemenkes sempat menyebut KLB

3. Sempat disebut KLB

Merespons adanya peningkatan kasus keracunan jajanan nitrogen cair, Kemenkes mengedarkan surat imbauan untuk Dinas Kesehatan dan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk melaporkan temuan kasus serupa. Dalam surat tertanggal 3 Januari 2023 tersebut, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan drg Yuli Astuti Saripawan, M.Kes sempat menyebut adanya Kejadian Luar Biasa (KLB).

Namun demikian, istilah tersebut lalu direvisi pada edaran berikutnya tertanggal 5 Januari 2023. Ditegaskan dalam edaran terbaru tersebut, ditegaskan bahwa tidak terjadi KLB terkait keracunan chiki ngebul.

"Hanya terjadi peningkatan kasus dalam penggunaan nitrogen cair yang bersifat lokal," tulis drg Yuli.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar dr Ryan Bayusantika Ristandi, SpPK, MMRS menyiratkan, kondisi yang terjadi memang masuk kriteria KLB.

"Untuk pernyataan suatu penyakit apapun ya, atau suatu peningkatan kasus, atau kasus yang belum ada sebelumnya lalu terjadi begitu ya, ini disebutnya ada masuk ke kriteria KLB ya," ujar dr Ryan kepada detikcom, Jumat (6/1/2023).

"Namun untuk pernyataannya sendiri, diperlukan pernyataannya sendiri dari Kepala Daerah," lanjutnya.

Meski akhirnya kejadian ini tidak ditetapkan sebagai KLB, Dinkes sudah melakukan tatalaksana agar kasusnya segera mereda. Ryan juga menuturkan, Dinkes saat ini juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan (Disperindag) dan Kemenkes.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Geger Chikbul, Epidemiolog Minta Pemerintah Pastikan Makanan yang Beredar Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)
Lambung Jebol gegara Chikbul
30 Konten
Jajanan 'Chiki Ngebul' alias Chikbul mendapat sorotan khusus dari Kementerian Kesehatan. Disebut-sebut terkait kasus keracunan pada 7 siswa SD di Jawa Barat, November 2022.

Berita Terkait