"Hipospadia itu adalah salah satu kelainan di kelamin laki-laki yang paling sering. Kalau kita lihat di statistik itu, 1 dari 150 sampai 300 anak laki-laki itu hipospadia. Jadi kalau dibilang ada 300 anak laki-laki yang lahir, ada 1 yang menderita hipospadia," ungkapnya dalam program e-Life Jumat (06/01/2023) lalu.
"Hipospadia itu sendiri adalah suatu kondisi atau keadaan di mana lubang pipisnya pada penis laki-laki itu normalnya kan ada di ujung penisnya, sedangkan hipospadia itu lubang pipisnya tidak di ujung. Mulai dari lubang pipisnya itu di dekat lubang anus, di dekat kantung kemaluan, di pangkal batang kemaluan, sampai di bagian bawah dari kepala kemaluannya. Itu namanya hipospadia," lanjutnya.
Bagi anak yang menderita hipospadia, tentu memiliki beberapa risiko yang berdampak karena kelainan yang dideritanya. Salah satunya adalah kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari, terlebih jika sedang melakukan buang air kecil.
"Yang paling mudah kita rasakan akibat dari kelainan ini adalah, pertama kalau tidak ditangani dengan baik, atau terlambat bahkan sampai usia anaknya bertambah, yang paling besar dampaknya adalah dampak psikologis dan psikososialnya ya. Kemudian, kelainan terkait dengan bentuk atau saluran lubang pipis yang tidak normal itu salah satu risiko infeksinya tinggi sekali. Jadi risiko infeksi saluran kemih bahkan bisa naik ke ginjal," ujar dr. Kurniawan Oki Pamungkas, Sp.BA.,SubSP.U.A(K).
"Kedua, kesehariannya lebih sulit. Misalnya, buang air kecil untuk laki-laki harusnya berdiri, tapi kalau lubang yang ada di bawah itu akan sulit sekali. Bahkan untuk pipis saja sampai membasahi paha, sehingga (pipisnya) harus jongkok," pungkasnya.
(mjt/mjt)