Sebagian orang mungkin memiliki kebiasaan merokok. Rokok semakin berkembang menjadi jenis baru, yaitu rokok elektrik atau yang lebih dikenal sebagai vape. Jenis rokok ini umumnya disukai oleh anak muda karena dinilai praktis dan 'lebih aman'. Apakah benar demikian?
Dikutip dari Cleveland Clinic, vape adalah rokok elektrik yang digunakan penggunanya untuk menghirup kabut atau uap nikotin dan perasa (e-liquid). Uap vape mengandung partikel nikotin, perasa, dan zat lain yang tersuspensi di udara. Perokok menghirup partikel-partikel ini ke dalam mulut, lalu masuk ke tenggorokan dan masuk paru-paru.
Vape memanaskan partikel kecil dari cairan dan masuk ke paru-paru. Vape dan rokok sama-sama melibatkan menghirup nikotin dan zat lain ke dalam paru-paru. Perbedaannya adalah vape memanaskan cairan untuk membuat aerosol sedangkan rokok membakar tembakau yang menghasilkan asap.
Menghirup uap vape sama berbahayanya seperti merokok. Partikel uap vape yang terhirup menyebabkan peradangan atau pembengkakan dan iritasi pada paru-paru. Akibatnya, paru-paru mengalami kerusakan seperti jaringan parut dan penyempitan saluran yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Dampak lain uap vape terhadap kesehatan pernapasan sebagai berikut.
- Asma
- Jaringan parut pada paru-paru
- Obliterans bronchiolitis yang disebabkan oleh diacetyl, yaitu bahan kimia yang digunakan dalam beberapa perasa
- Kerusakan organ. Nikotin menyebabkan kerusakan perkembangan otak, meningkatkan tekanan darah, dan mempersempit pembuluh darah.
- EVALI, yaitu kerusakan paru-paru akibat vaping yang ditandai dengan batuk, sesak napas, dan nyeri dada.
- Kecanduan nikotin
- Kanker
- Orang di sekitar terpapar nikotin dan bahan kimia berbahaya lain akibat vape.
- Ledakan pada baterai vape yang menyebabkan cedera serius dan luka bakar.
Simak Video "Video WHO Ungkap Hampir 15 Juta Remaja di Dunia Ngevape"
(naf/naf)