Imunisasi Pasif untuk Cegah Kelompok Rentan dari COVID-19, Apa Itu?

ADVERTISEMENT

Imunisasi Pasif untuk Cegah Kelompok Rentan dari COVID-19, Apa Itu?

Sukma Nur Fitriana - detikHealth
Jumat, 20 Jan 2023 08:41 WIB
Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM
Foto: AstraZeneca
Jakarta -

Selama hampir tiga tahun, pandemi COVID-19 dinyatakan belum juga usai. Saat ini, justru telah muncul varian baru yang harus membuat diri lebih ekstra berhati-hati menjaga kesehatan, khususnya pada kelompok rentan yang harus dilindungi.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM menyatakan perlindungan terhadap kelompok rentan memang harus dilakukan. Sebab, imunitas dalam tubuh mereka tidak seperti imunitas pada orang normal.

"Yang rentan itu bagaimana? Tentu mereka yang usianya di atas 60 tahun dengan penyakit komorbid atau mereka yang masih dalam pengobatan seperti kemoterapi, penderita penyakit imun, dan HIV," ujar Iris dalam keterangan tertulis, Jumat (20/1/2023).

Hal ini ia sampaikan di webinar pentingnya Perlindungan Khusus Pada Kelompok Rentan di Era Pandemi COVID-19 yang digelar AstraZeneca bulan November lalu.

"Kelompok rentan yang itu tadi sangat kurang respons imunnya. Karena kita tahu pada kelompok rentan, sistem imun sudah sangat menurun dibandingkan dengan kelompok yang masih normal. Sehingga respons dari antibodi dan efektivitas dari vaksin itu tidak optimal," imbuhnya.

Prof. Iris menambahkan terkait vaksin yang saat ini sudah diberikan kepada kelompok rentan, efektivitasnya masih lebih rendah dibandingkan dengan kelompok orang normal. Sekalipun, vaksin yang diberikan kepada kelompok rentan adalah vaksin dosis ketiga.

Ia melanjutkan setelah vaksin dosis ketiga tersebut, kelompok rentan tetap memiliki risiko untuk terus terinfeksi oleh virus COVID-19 dalam waktu yang lama. Karenanya, perlu dilakukan alternatif lain untuk menjaga kelompok rentan dari virus ini.

"Sistem prokes dan vaksinasi booster adalah dua garda utama yang dapat melindungi individu dari infeksi COVID-19, namun untuk kelompok rentan dikarenakan kondisi mereka, mereka memerlukan modalitas atau opsi lain seperti terapi imunisasi pasif dengan antibodi monoklonal," jelas Iris.

Prof. Iris menuturkan selama ini untuk menangani COVID-19 diberlakukan pemberian imunisasi aktif untuk pencegahannya. Imunisasi aktif yang dimaksud adalah dengan vaksinasi yang memasukan kekebalan buatan sehingga tubuh membentuk antibodi.

Hal ini dirasa belum cukup untuk kelompok rentan. Sehingga, mereka dibutuhkan imunisasi pasif dengan Antibodi Monoklonal.

"Ini alternatif untuk kelompok rentan, terobosan baru. Imunisasi pasif antibodi yang siap pakai dibuat di laboratorium khusus dan spesifik untuk Omicron," kata Iris.

Sebagai informasi, Antibodi Monoklonal (mAbs) merupakan suatu protein yang dibuat di Laboratorium yang bertindak seperti antibodi manusia pada umumnya dalam sistem kekebalan tubuh.

Antibodi Monoklonal (mAbs) Anti-SARS-COV-2 yang menargetkan Spike Protein Virus COVID-19 menunjukkan manfaat klinis sebagai pencegahan (Pre-exposure Prohylaxis/PrEP) untuk Infeksi SARS-CoV-2. Cara kerja dari Antibodi Monoklonal adalah dengan mengikat S protein dari Virus COVID-19, sehingga mencegah virus untuk masuk ke dalam sel tubuh lainnya.

Prof. Iris menegaskan, Antibodi Monoklonal merupakan antibodi yang tidak membentuk dalam tubuh, tetapi antibodi yang sudah jadi dan dimasukan ke dalam tubuh. Ia mengatakan, antibodi ini bisa menjadi opsi untuk perlindungan ekstra terhadap kelompok rentan.

"Tujuannya sebagai pencegahan. (Pemberiannya) Setelah vaksin lengkap, baru kita kasih vaksin pasif," ungkap Prof. Iris.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan imunisasi pasif ini bisa dilakukan untuk kelompok orang normal. Hanya saja, penggunaannya tetap diprioritaskan untuk kelompok rentan.

Selain dengan pemberian imunisasi pasif, Prof. Iris juga mengingatkan untuk para kelompok rentan tetap mengetatkan protokol kesehatan dan mendapatkan dosis vaksin lengkap. Sebagai informasi, dosis vaksin booster kedua untuk kelompok rentan, khususnya lansia juga baru mulai dilakukan oleh pemerintah.



Simak Video "Alasan Pemerintah Tak Prioritaskan Wanita Dewasa untuk Vaksin HPV Gratis"
[Gambas:Video 20detik]
(ncm/ega)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT