Nyeri Lutut Termasuk Gejala Kanker Tulang, Dibawa ke Tukang Urut Bisa Bahaya!

ADVERTISEMENT

Hari Kanker Anak

Nyeri Lutut Termasuk Gejala Kanker Tulang, Dibawa ke Tukang Urut Bisa Bahaya!

Celine Kurnia - detikHealth
Selasa, 07 Feb 2023 08:45 WIB
Hands holding orange color ribbon on white fabric with copy space. Kidney Cancer Awareness, Leukemia disease, Skin cancer awareness, World Cancer Day. Healthcare or hospital and insurance concept.
Nyeri lutut termasuk gejala kanker tulang pada anak (Foto: Getty Images/iStockphoto/phongphan5922)
Jakarta -

Gejala kanker tulang kerap terabaikan. Ketika anak mengalami nyeri lutut misalnya, tak sedikit orang tua yang malah membawanya ke tukang urut lebih dulu sehingga sel-sel kanker telanjur menyebar saat diperiksakan ke dokter.

Dalam masa tumbuh kembangnya, anak seringkali bermain dan berinteraksi dengan teman-teman. Selepas bermain, kadang anak mengalami cedera seperti jatuh yang menimbulkan rasa nyeri. Mungkin terkesan sepele, tetapi orang tua patut mewaspadai gejala nyeri tersebut. Bisa jadi anak bukan mengalami cedera biasa, tetapi gejala awal kanker tulang.

Menurut spesialis ortopedi dan traumatologi serta konsultan onkologi ortopedi dr Yogi Prabowo, SpOT(K) Onk, kanker tulang adalah tumor ganas pada tulang yang banyak terjadi pada anak-anak. Apabila telat ditangani, sel kanker semakin menyebar dan menimbulkan benjolan besar. Akibatnya, anak harus diamputasi agar bisa survive dan menyebabkan disabilitas.

Gejala awal kanker tulang adalah nyeri di sekitar sendi lutut yang merupakan growing bone atau lempeng pertumbuhan paling aktif. Lutut anak berkontribusi sebesar 70-80 persen terhadap penambahan tinggi badan. Rasa nyeri pun berkembang menjadi benjolan dalam 3 bulan. Benjolan tersebut semakin membesar dan berpotensi melebihi tubuh anak itu sendiri. Namun, masyarakat sering menganggap itu hanya nyeri atau benjolan biasa sehingga anak tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat.

"Seringkali orang salah persepsi. Setelah jatuh, kemudian timbul nyeri dan benjolan. Jadi orang mengira tumor ini tumbuh karena benturan atau trauma. Padahal tidak, tapi trauma bisa memicu semakin mempercepat bertambah besar tumor tersebut," kata dr Yogi ketika ditemui detikcom di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rabu (1/2/2023).

dr Yogi menyayangkan tindakan sebagian orang tua yang justru membawa anaknya berobat ke dukun atau tukang urut yang bisa membahayakan. Bukannya sembuh, tindakan ini memperburuk kondisi anak yang mempersulit penanganan dokter setelah dari 'orang pintar'.

"Yang menjadi permasalahan karena budaya masyarakat kita tidak segera membawa ke rumah sakit atau dokter yang tepat. Seringkali menjalani pengobatan alternatif, diurut, dipijat. Nah itu juga bisa memicu pertumbuhan (kanker) yang lebih cepat," papar dr Yogi.

Penyakit ini harus segera diobati agar sel kanker tidak semakin menyebar ke organ tubuh lain seperti paru-paru. Oleh sebab itu, dr Yogi berpesan orang tua harus waspada jika anak mulai mengalami nyeri pada tulang terutama di lutut.

"Segera rontgen. Minimal periksakan pada dokter ortopedi atau spesialis onkologi. Kalau ada benjolan pada tungkai jangan dibawa ke orang pintar atau tukang urut karena tumor akan bertambah besar dan menyebar. Walaupun anak sehat, harus medical check up. Harus care dan aware terhadap kesehatan," tutur dr Yogi.



Simak Video "Berikut Kebiasaan yang Dapat Memicu Kanker"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)
Hari Kanker Anak Internasional 2023
Hari Kanker Anak Internasional 2023
5 Konten
Hari kanker anak sedunia atau hari kanker anak internasional diperingati setiap tanggal 15 Februari. Leukemia, osteosarkoma, dan retinoblastoma termasuk jenis kanker yang paling sering ditemukan pada anak.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT