Terungkap Penyebab Tsunami COVID-19 China, Bukan Varian Baru

ADVERTISEMENT

Terungkap Penyebab Tsunami COVID-19 China, Bukan Varian Baru

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 09 Feb 2023 08:41 WIB
Workers help travelers fill out an electronic declaration of their COVID-19 health status in the international arrivals area at Beijing Capital International Airport in Beijing, Monday, Jan. 9, 2023. The first international travelers are arriving in China without the mandatory quarantine that had been imposed at the start of the pandemic three years ago after restrictions were lifted beginning on Sunday. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Penjelasan ilmuwan perihal lonjakan COVID-19 di China bukan karena varian Corona baru. Foto: AP/Mark Schiefelbein
Jakarta -

Seorang ilmuwan di China menyebut dunia harus tenang menghadapi kemungkinan munculnya varian baru virus Corona di China. Lantas lonjakan COVID-19 di China kini, sama sekali tak ada hubungannya dengan jenis varian Corona tertentu?

Menurutnya, sebagaimana diterbitkan dalam jurnal medis Lancet pada Rabu (8/2/2023), tidak ada varian baru pada minggu-minggu awal COVID-19 merebak di China baru-baru ini. Tepatnya, sejak kebijakan ketat 'Zero-COVID' dicabut pada Desember lalu.

Hal itu disampaikan oleh profesor di Institut Mikrobiologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China dan mantan kepala Pusat Pengendalian Penyakit China dan Pencegahan (CDC), George Gao mengacu pada studinya bersama para peneliti dari CDC Beijing, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, dan Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.

"Dunia harus benar-benar tenang dari ketakutan akan adanya varian baru atau varian khusus yang beredar (di China)," ungkapnya, dikutip dari Reuters, Kamis (9/2).

Menurutnya, lonjakan COVID-19 di China kini dipicu oleh subvarian Omicron BA.5.2 dan BF.7, sama seperti varian Corona lainnya yang merebak di negara-negara lain.

Studi tersebut menganalisis 413 kasus COVID baru di Beijing terhitung sejak 14 November hingga 20 Desember 2022. Ditemukannya, 90 persen dari sebagian besar infeksi yang didapat secara lokal disebabkan oleh Omicron BA.5.2 dan BF.7.

Peneliti menyebut, temuan tersebut mewakili seluruh negara, mengutip karakteristik populasi Beijing dan peredaran jenis COVID-19 yang sangat mudah menular.

Diketahui, China mencabut kebijakan ketat penanganan virus Coronanya yakni 'Zero-COVID' pada awal Desember lalu, setelah sebelumnya sempat menerapkannya selama tiga tahun. Dengan dicabutnya aturan tersebut, pihaknya melonggarkan lockdown di seluruh kota, pengujian massal, dan karantina ekstensif.

Banyak negara memberlakukan persyaratan pengujian COVID-19 khusus untuk pendatang dari China. Pasalnya, negara-negara lain khawatir ada varian baru Corona yang memicu lonjakan kasus di China, dalam kondisi informasi terkait COVID-19 dari pihak China amat terbatas.

Gao mengatakan, China melakukan genomic sequence secara meluas dan akan mengidentifikasi varian baru jika muncul.



Simak Video "Bantahan China soal Tudingan Tidak Transparan Terkait Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT