Heboh Varian COVID-19 Baru Orthrus, Sudah Masuk RI? Ini Kata Kemenkes

Heboh Varian COVID-19 Baru Orthrus, Sudah Masuk RI? Ini Kata Kemenkes

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 20 Feb 2023 16:02 WIB
Heboh Varian COVID-19 Baru Orthrus, Sudah Masuk RI? Ini Kata Kemenkes
Belum kelar dengan subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken, kini muncul lagi varian Orthrus yang disebut lebih menular. Apakah sudah masuk RI? Ini kata Kemenkes. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Naeblys Foto: Getty Images/iStockphoto/Naeblys )
Jakarta -

Belum kelar dengan COVID-19 varian Kraken atau subvarian Omicron XBB.1.5, kini muncul lagi varian baru bernama Orthrus atau subvarian Omicron CH.1.1. Varian ini disebut-sebut lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya, bahkan bisa menembus kekebalan atau antibodi dari vaksin.

Sejak November 2022, prevalensi subvarian tersebut telah meningkat tajam, bahkan kini terhitung sekitar 10 persen dari sampel COVID-19 yang disequence setiap hari di seluruh dunia menurut outbreak.info. Lantas, sudah masuk ke Indonesia?

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa sampai saat ini varian Orthrus belum terdeteksi di Indonesia. Menurutnya, apabila nantinya subvarian ini terdeteksi di Indonesia, ia mengimbau masyarakat untuk tak perlu khawatir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pengendalian COVID-19 yang baik di Indonesia serta kekebalan tubuh masyarakat RI yang sangat tinggi, bisa menjadi tameng untuk mengatasi subvarian tersebut.

"Jadi untuk subvarian Orthrus belum ada ya. Kita tunggu saja, mudah-mudahan tidak ada," tuturnya dalam konferensi pers, Senin (20/2/2023).

ADVERTISEMENT

"Walaupun ada, seperti halnya XBB.1.5 tadi, kita dapat mengendalikan dan masyarakat Indonesia bisa mengatasi hal itu dengan mungkin kekebalan tubuh dan pola hidup perilaku bersih dan sehat," imbuhnya lagi

Sebelumnya, subvarian Omicron CH.1.1 ini memicu lebih dari seperempat infeksi COVID-19 di beberapa negara, termasuk Inggris dan Selandia baru. Varian tersebut juga termasuk yang dilacak oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam pembaruan epidemiologi COVID-19 Februari 2023 WHO, agensi mencantumkan CH.1.1 di antara tiga varian paling umum teratas di Eropa, dengan 12,3 persen, sedikit di belakang BQ.1 sebesar 13 persen dan BQ.1.1 sebesar 31,3 persen.




(suc/naf)

Berita Terkait