Hari Kanker Anak

Bisakah Kanker Anak Sembuh dengan 'Alternatif'? Catat, Ini Wanti-wanti Para Ahli

Charina Elliani, Celine Kurnia - detikHealth
Rabu, 22 Feb 2023 07:43 WIB
Penanganan medis untuk kanker anak kerap terlambat karena memilih pengobatan alternatif (Foto: Getty Images/iStockphoto/5./15 WEST)
Jakarta -

Deteksi dan penanganan kanker pada anak di Indonesia seringkali terlambat. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat, terutama para orang tua, mengenai penyakit kanker anak itu sendiri. Selain itu, faktor budaya di Indonesia juga kerap menjadi penghalang.

Masih banyak orang di luar sana yang bukan pergi berobat ke dokter, melainkan mencari opini lain dan lebih memilih pengobatan alternatif dibandingkan datang ke rumah sakit. Sabrina Alvie Amelia, seorang penyintas leukemia, mengaku keluarganya sempat membawa dirinya mencoba pengobatan alternatif sebelum akhirnya kembali ke pengobatan medis.

"Kita sangat buta terhadap informasi kanker. Zaman di rumah sakit aku berobat dulu juga sangat terbatas informasinya. Aku di awal sempat ke pengobatan alternatif pun nggak membuahkan hasil apa-apa," ucapnya dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (13/2/2023).

Menanggapi maraknya penawaran pengobatan alternatif bagi penyakit kanker, Prof dr Rita Sita Sitorus, PhD, SpM(K), seorang dokter yang banyak menangani kasus kanker mata pada anak di Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) juga merasakan keresahan itu.

"Masyarakat kita ini tergiur dengan obat alternatif. Macam-macam (jenis pengobatannya), ada yang herbal. Ya kesana lah pasien, ke alternatif dulu," ujar Prof dr Rita ketika ditemui detikcom, Jumat (3/2/2023).

"Dan masalahnya itu lebih seksi dibandingkan nasihat dokter. Saya tidak tahu lebih murah atau nggak, kalau saya tanya-tanya mahal juga loh, sampai jutaan. Terus ketika sudah tidak berhasil, baru dateng (ke dokter)," lanjutnya.

Tak hanya dalam kasus kanker leukemia ataupun retinoblastoma, hal serupa juga kerap ditemui pada pengobatan kanker anak lainnya, seperti osteosarcoma atau kanker tulang.

Spesialis ortopedi dan traumatologi serta konsultan onkologi ortopedi dr Yogi Prabowo, SpOT(K) Onk menyayangkan tindakan sebagian orang tua yang lebih memilih membawa anaknya ke 'orang pintar' atau tukang urut yang malahan bisa memperburuk kondisi dan membahayakan keselamatan anak. Menurutnya, tindakan ini seringkali mempersulit penanganan dokter karena kondisi yang sudah memburuk dan terlambat diobati.

"Yang menjadi permasalahan karena budaya masyarakat kita tidak segera membawa ke rumah sakit atau dokter yang tepat. Seringkali menjalani pengobatan alternatif, diurut, dipijat. Nah itu juga bisa memicu pertumbuhan (kanker) yang lebih cepat," papar dr Yogi ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (1/2/2023).

Ia menjelaskan bahwa penyakit ini memerlukan penanganan yang cepat agar sel kanker tak semakin menyebar ke organ tubuh lain, seperti paru-paru. Ia juga berpesan kepada orang tua untuk selalu waspada jika anak mulai mengalami nyeri pada tulang, terutama bila rasa nyeri tersebut timbul tanpa alasan yang jelas.

"Segera rontgen. Minimal periksakan pada dokter ortopedi atau spesialis onkologi. Kalau ada benjolan pada tungkai, jangan dibawa ke orang pintar atau tukang urut karena tumor akan bertambah besar dan menyebar. Walaupun anak sehat, harus medical check up. Harus care dan aware terhadap kesehatan," tutur Yogi.

NEXT: Memicu keterlambatan penanganan medis yang tepat




(up/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork