Hari Kanker Anak

Mengenal Osteosarkoma, Kanker Tulang Langka Pemicu Utama Kecacatan Anak

Charina Elliani, Celine Kurnia - detikHealth
Kamis, 23 Feb 2023 08:04 WIB
Kanker tulang osteosarkoma terbilang langka tetapi cukup ganas (Foto: Getty Images/iStockphoto/Liliya Gilmutdinova)
Jakarta -

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Jika terlambat ditangani, sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker dapat dialami oleh anak dan orang dewasa. Pada anak, salah satu jenis kanker yang sering dialami adalah kanker tulang atau osteosarkoma.

Menurut spesialis ortopedi dan traumatologi serta konsultan onkologi ortopedi dr Yogi Prabowo, SpOT(K) Onk dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), kanker tulang adalah tumor ganas pada tulang yang banyak terjadi pada anak-anak. Jika terlambat ditangani, sel kanker semakin menyebar dan menimbulkan benjolan besar. Akibatnya, anak harus diamputasi agar bisa survive dan menyebabkan disabilitas.

Kanker tulang terdiri dari beberapa jenis. Jenis yang paling sering terjadi pada anak adalah osteosarcoma, ewing sarcoma, dan chondrosarcoma.

"Osteosarkoma banyak mengenai anak-anak usia remaja. Insidensi yang paling tinggi umur 10-20 tahun dan menyebabkan banyak masalah seperti kecacatan, kematian sehingga berkurangnya kualitas hidup anak," ungkap dr Yogi ketika ditemui detikcom di RSCM, Rabu (1/2/2023).

Menurut dr Yogi, kanker tulang yang terjadi pada anak umumnya merupakan kanker primer. Artinya, sel kanker tumbuh terutama pada tulang. Sementara itu, kanker sekunder disebabkan oleh sel kanker yang menyebar dari organ tubuh lain. Orang dewasa biasanya mengalami kanker tulang sekunder. Namun, mereka juga bisa mengalami kanker tulang primer meski kemungkinannya lebih kecil daripada anak.

"Umumnya kanker tulang pada anak kecil hanya sekitar 1 persen dari seluruh kanker yang ada. Tetapi walaupun dia 1 persen, kanker tulang ini sangat ganas dan menimbulkan banyak masalah pada anak anak sehingga pengobatannya seringkali terlambat karena dia tumbuhnya cepat," kata dr Yogi.

Walau terbilang sedikit dibanding jumlah kasus kanker pada umumnya, jumlah kasus kanker tulang dinilainya tidak sebanding dengan ketersediaan ahli onkologi ortopedi di Indonesia. Menurut dr Yogi, saat ini Indonesia memiliki 30 ahli onkologi ortopedi. Jumlah ideal adalah 100 ahli se-Indonesia. Proporsi jumlah ahli onkologi ortopedi pun harus lebih banyak di provinsi yang padat penduduk seperti DKI Jakarta.

Gejala awal kanker tulang adalah rasa nyeri yang tiba-tiba timbul di sekitar lutut. Lutut menjadi tempat terjadinya nyeri karena merupakan lempeng pertumbuhan aktif atau growing bone. Lutut berkontribusi 70-80 persen terhadap pertumbuhan tinggi badan.

"Tempat lain juga bisa, misalnya di bahu (proximal humerus), pergelangan tangan, atau tulang-tulang lain. Tapi paling sering frekuensinya pada sendi lutut sehingga menyebabkan disabilitas," jelas dr Yogi.

Gejala kanker tulang lainnya adalah tubuh anak berubah kurus kering karena digerogoti oleh sel-sel kanker. Kulit berubah pucat karena anak kekurangan darah. Oksigenasi ke seluruh tubuh pun berkurang sehingga anak mungkin mengalami gangguan lainnya.

Seringkali orang tua atau anak sendiri salah persepsi terkait nyeri yang terjadi. Anak yang dalam masa tumbuh kembangnya aktif bermain mungkin pernah terjatuh. Rasa nyeri dan benjolan yang tumbuh setelahnya kerap disepelekan sehingga tidak cepat mendapat penanganan medis. Akibatnya, nyeri semakin hebat, benjolan membesar melebihi tubuh anak sendiri, patah tulang, dan tidak bisa berjalan.

NEXT: Prostesis mahal dan susah didapat



Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"


(up/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork