Garut Tetapkan KLB, Wamenkes Ungkap 'Biang Kerok' Difteri Muncul Lagi

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 24 Feb 2023 18:29 WIB
Wamenkes buka-bukaan soal alasan munculnya kejadian luar biasa difteri di Garut. (Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth )
Jakarta -

Kabupaten Garut baru-baru ini menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) difteri setelah tujuh warga di Desa Sukahurip, Garut, diduga meninggal akibat terjangkit virus tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, juga menyebut ada 72 orang yang diperiksa terkait kontak erat pasien positif.

Pihaknya mengambil sampel dari puluhan orang tersebut untuk kemudian diuji di laboratorium.

"Mereka yang diambil sampel adalah kontak erat dengan penderita difteri, dan masih menunggu hasil pemeriksaannya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut Leli Yuliani, dikutip dari Antara, Kamis (23/2/2023).

Terkait KLB Difteri ini, Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa wabah penyakit difteri di Garut merupakan imbas dari kejadian pandemi COVID-19. Hal itu terjadi lantaran program imunisasi mengalami penurunan pada anak-anak yang seharusnya mendapatkan kekebalan dari penyakit menular.

"Difteri sudah kita atasi, untuk beberapa kejadian yang ada ini sebabnya karena beberapa penurunan kasus vaksinasi beberapa waktu yang lalu. Tapi mudah-mudahan ke depan ini kasus semakin lama semakin menurun dan akan segera teratasi," imbuhnya saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (24/2/2023).

Diakui Wamenkes, imunisasi dasar yang seharusnya memberi kekebalan terhadap penyakit menular, dosisnya terlewatkan pada sebagian besar anak-anak. Pada masa pandemi, sistem dan tenaga kesehatan cenderung fokus pada penanganan COVID-19.

Meskipun demikian, Dante menegaskan bahwa KLB difteri tengah diatasi dengan mengejar imunisasi.

"Karena orang-orang pada takut untuk datang ke posyandu pada saat COVID, sehingga KLB agak meningkat," imbuhnya lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, mayoritas pasien kasus difteri yang dilaporkan berusia anak. Selama empat pekan ke belakang, kasus difteri yang dicatat sebanyak empat kasus suspek, dua kasus konfirmasi positif, dan 55 orang kontak erat dengan pasien positif.

Sementara tujuh kasus yang meninggal dunia, tidak memiliki riwayat masalah kesehatan, belum diketahui pasti apakah pemicu fatalnya adalah difteri atau penyakit lain.

"Kami belum dapat memastikan apakah penyebab kematian tersebut adalah difteri, karena belum sempat diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium," katanya.

Dinkes masih menunggu hasil uji lab 72 kontak erat kasus difteri. Sejauh ini, ada tambahan dua orang berusia tujuh tahun dan remaja 19 tahun yang dinyatakan positif.



Simak Video "Video Kata Dokter Kandungan Lain soal Viral Oknum Mesum Saat USG Pasien"

(suc/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork