Berhubungan seks menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi pasangan suami istri. Tetapi, hal ini bisa terganggu oleh berbagai faktor salah satunya Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD). Apa itu HSDD?
Apa Itu HSDD?
Hypoactive Sexual Desire Disorder atau HSDD adalah kondisi berkurang hingga hilangnya hasrat dan fantasi seseorang untuk berhubungan seksual. Kondisi ini bisa disebabkan masalah psikis dan non-psikis, atau adanya gangguan medis seperti permasalahan hormon serta kelainan fungsi organ.
Spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Pondok Indah dr Putri Deva Karimah, SpOG mengatakan wanita lebih sering mengalami HSDD dibandingkan pria. Salah satunya karena adanya faktor perubahan hormon menjelang dan memasuki usia menopause.
"HSDD dapat menjadi masalah besar dan penting untuk diperhatikan apabila sudah mengganggu kualitas hidup dan terdapat kondisi medis yang mendasarinya. Kondisi ini tidak jarang mempengaruhi mental penderitanya, seperti stres, atau rusaknya hubungan dengan pasangan," kata dr Putri dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom ditulis Senin (27/2/2023).
dr Putri menjelaskan pada wanita dengan HSDD mungkin tidak memiliki keinginan untuk memikirkan segala hal mengenai seks hingga berhubungan intim, atau tidak mendapatkan rasa nyaman dan kenikmatan saat berhubungan seks. Itu akan berpengaruh pada proses siklus respons seksual wanita.
Faktor pemicu HSDD
HSDD dapat dipicu oleh adanya masalah psikologis atau mental, seperti:
- Trauma
- Masalah dengan pasangan
- Faktor sosial seperti wanita pekerja yang sangat sibuk, terutama pada wanita usia menengah.
Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah medis seperti adanya perubahan hormon pada wanita menjelang dan ketika sudah menopause. Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagina dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia).
Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu
Adapun beberapa faktor pemicu HSDD lainnya:
- Senyawa organik di otak yang bernama neurotransmitter tidak aktif, yang mengganggu hasrat dan fungsi seksual
- Masalah sulit tidur yang menyebabkan mudah lelah
- Efek dari beberapa obat seperti obat antidepresan, obat kemoterapi, dan lain-lain.
- Beberapa penyakit penyerta, seperti diabetes, masalah jantung, inflammatory bowel disease (IBD), kanker, dan lain-lain.
- Kehamilan, persalinan, atau sedang menyusu.
Gejala HSDD
Dikutip dari Healthline, ada beberapa tanda atau gejala yang terkait dengan HSDD, seperti:
- Sedikit atau tidak ada minat pada aktivitas seksual
- Sedikit atau tidak ada pikiran atau fantasi seksual
- Hilangnya ketertarikan dalam memulai seks
- Kesulitan mendapatkan kesenangan dari seks
- Kurangnya sensasi yang menyenangkan saat alat kelamin distimulasi
Penyebab HSDD
Penyebab mendasar kondisi HSDD bisa bersifat fisik, emosional, atau kombinasi. Berikut berbagai penyebab dari HSDD:
Penyebab fisik HSDD dapat mencakup:
- Radang sendi
- Penyakit arteri koroner
- Diabetes
- Penurunan kadar estrogen atau testosteron
- Perubahan hormon selama atau setelah kehamilan
- Kelelahan atau kelelahan karena pekerjaan yang melelahkan, keluarga, atau jadwal sekolah
- Mengambil obat tertentu yang mempengaruhi dorongan seks
Penyebab emosional HSDD meliputi:
- Riwayat kecemasan, depresi, atau kehilangan percaya diri
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan panggul untuk mengidentifikasi perubahan yang mungkin memengaruhi hasrat seksual. Tes darah untuk memeriksa kadar hormon yang terkena mungkin juga dilakukan.
Namun, kadang kadang tidak ada penyebab mendasar khusus untuk HSDD. Ini tidak berarti bahwa HSDD tidak dapat diobati. Untuk mengatasinya, bisa juga dilakukan dengan mengubah gaya hidup seperti:
- Olahraga secara teratur
- Mengesampingkan waktu untuk keintiman
- Menghindari zat yang mempengaruhi hasrat seksual, seperti tembakau dan alkohol
- Mempraktikkan teknik penghilang stres, seperti intervensi berbasis perhatian
Perawatan HSDD
dr Putri mengatakan kondisi hilangnya hasrat seksual yang dipicu HSDD masih bisa ditangani. Namun jika hal tersebut dipicu dari penyakit tertentu, maka kondisi yang menyertai harus diatasi terlebih dahulu.
Cara mengatasi dan menangani kondisi ini memerlukan pendekatan secara medis dan psikologis, serta adanya keinginan dari pihak suami dan istri.
"Apabila sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater," pungkas dr Putri.
Jadi, apa itu HSDD sudah terjawab ya. Jika mengalami keluhan atau gejala yang mengarah ke kondisi HSDD, segera berkonsultasi ke dokter.
Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
(sao/naf)