Pasca menopause, tidak sedikit wanita yang mengalami hypoactive sexual desire disorder (HSDD) atau menurunnya gairah berhubungan intim. Seks tidak lagi dianggap menyenangkan lantaran beragam faktor.
Seperti yang dialami Mandy Appleyard asal Amerika Serikat, memasuki masa menopause dia bahkan tidak lagi cukup percaya diri untuk berhubungan seks. Ia mengaku minder dengan tubuh yang kendur, dan memiliki banyak kerutan.
"Aku hanya tidak menginginkan seks lagi," akunya. "Dan jika aku melakukan itu dengan pasangan, itu menyakitkan," curhatnya, dikutip dari Daily Mail.
Sejak usia 40-an, ia mengaku vaginanya terasa semakin kering. Kini, ia lebih memilih fokus pada karier dan kesibukan lain, alih-alih memikirkan soal seks yang kerap membuatnya frustasi.
Rasa panas dan keringat malam; hilangnya libido (hasrat seksual); kekeringan dan nyeri vagina, gatal atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks; jantung berdebar; sakit kepala; perubahan mood seperti depresi, kecemasan atau kelelahan; masalah tidur termasuk insomnia, itu semua yang dialami Mandy di hari-harinya masuk menopause.
Hal yang sama dirasakan Lisa Williams dari Dalton, Cumbria. Dikutip dari The Guardian, ketika usianya 45 tahun, ia mengalami nyeri hebat di perut pasca memasuki masa menopause.
Ini membuat dirinya stres dan kewalahan, bukan hanya untuk pekerjaan dan keseharian, tetapi aktivitas seksual. "Setiap wanita butuh konseling terkait hal ini," kata dia.
"Ketika saya berusia sekitar 45 tahun, saya mulai merasa sangat stres, saya merasa sangat cemas dan kewalahan," katanya.
Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
(naf/up)