Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, sejauh ini masuknya varian Corona Orthrus atau subvarian Omicron CH.1.1 tidak memicu kenaikan kasus COVID-19 di DKI Jakarta. Pasalnya hari ini, Indonesia mencatat penambahan jumlah pasien COVID-19 varian Orthrus dari yang sebelumnya 30 kasus, hari ini menjadi 34 kasus.
"Saya lihatnya yang terakhir varian Kraken. Yang Orthrus terus terang saya belum melihat, tapi yang saya lihat adalah tidak ada kenaikan jumlah kasus baru di Jakarta," ungkapnya saat ditemui di acara Pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (RAKERKESNAS) Tahun 2023, Selasa (28/2/2023).
"Jadi virus itu akan bermutasi dan akan sangat banyak bisa sehari 2 sampai 3 di dunia. Jadi tidak usah terlalu panik karena adanya varian baru yang penting adalah imunitas kita kuat sehingga tidak ada lonjakan," sambung Menkes.
Senada, Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi juga sempat menjelaskan, varian Orthrus tergolong ke dalam daftar varian Corona yang tengah diawasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, subvarian ini tak lebih berbahaya daripada varian Kraken atau XBB.1.5, yang disebut WHO sebagai varian Corona paling menular.
"Anaknya Omicron tapi orang lebih takut Kraken karena banyak negara yang mengalami kenaikan kasus. Dan si Orthrus ini walaupun ditemukan tapi tidak picu kenaikan di berbagai negara," ungkapnya ditemui detikcom di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (23/2).
"Potensinya sama seperti Kraken, karena WHO bilang di bawah varian Orthrus tengah dimonitoring," sambung Nadia.
Hari ini juga, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama melaporkan penambahan kasus COVID-19 dengan infeksi varian Orthrus di DKI Jakarta. Dari 34 kasus Orthrus di RI, 21 di antaranya berdomisili di DKI Jakarta. Seluruh pasien tersebut kini sudah sembuh.
"1 orang balita, 28 orang dewasa, 5 orang lansia," ungkapnya pada detikcom, Selasa (28/2).
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/naf)