Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menanggapi jam masuk sekolah siswa SMA di NTT. Menurutnya itu salah satu cara untuk melakukan revolusi mental.
"Intinya kan Pak Gubernur ingin ada revolusi mental dari sektor pendidikan di provinsi NTT dan itu bagus, agar pendidikan di NTT tidak terjebak di zona nyaman dalam ketidakmajuan," kata Muhadjir dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (2/3/2023).
Menurut dia, Muhadjir menilai usulan Pemprov NTT soal jam masuk sekolah itu pasti disertai dengan kajian mendalam. Termasuk dari sisi ekonomi, pendidikan dan psikologi belajar.
Hanya saja kebijakan jam masuk pukul 5 pagi bagi siswa di NTT menuai beragam kritik. Jika dikaitkan kondisi mental, siswa yang belajar terlalu pagi berisiko mengalami masalah kejiwaan.
Menurut psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, MPsi siswa dianjurkan untuk tidur lebih banyak. Lewat tidur, sel-sel otak akan bekerja dengan baik sehingga lebih produktif dan meningkatkan kreativitas yang dimiliki, menjadi lebih besar.
"Kalau dari penelitian, sebenarnya anak itu nggak boleh terlalu lama jangka waktu belajarnya. Jam 5 itu terlalu pagi, dan anak aja bangun itu idealnya jam 6, jam 7 pagi," katanya saat ditemui detikcom, Rabu (1/3).
Kekurangan tidur dapat membuat komposisi hormonal yang dimiliki anak menjadi tidak berfungsi dengan seharusnya. Hal tersebut yang membuat mental anak terganggu, mengakibatkan depresi dan justru membuat nilai prestasi di sekolah menurun.
Anak juga akan sulit untuk berkonsentrasi di sekolah karena mengantuk dan sulit untuk mengingat pelajaran akibat terjadi memori jangka pendek dan panjang.
"Kalau kekurangan tidur, nanti komposisi hormonal anak itu jadi nggak balance dan itu bisa menyebabkan masalah kesehatan mental juga yang serius," beber Samanta.
Simak Video "Video Lansia Juga Bisa Alami Gangguan Kesehatan Mental, Seperti Apa?"
(kna/vyp)