Faktor Pola Asuh Orang Tua di Balik Hobi Flexing 'Anak Pejabat'

Mental Health

Faktor Pola Asuh Orang Tua di Balik Hobi Flexing 'Anak Pejabat'

Vidya Pinandhita - detikHealth
Minggu, 05 Mar 2023 09:45 WIB
Faktor Pola Asuh Orang Tua di Balik Hobi Flexing Anak Pejabat
Mario Dandy yang gemar flexing di medsos (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Terkait kasus penganiayaan terhadap anak dari pengurus GP Ansor, Cristalino David Ozora (17), tersangka Mario Dandy Satrio (20) kini disoroti warganet. Tak hanya perihal aksi kekerasan yang dilakukannya, melainkan juga kegemarannya pamer harta alias 'flexing' mobil dan motor mewah lewat media sosial.

Kasus tersebut juga merembet pada harta yang dimiliki ayah dari Dandy, Rafael Alun Trisambodo, yang saat itu menjabat sebagai pejabat pajak eselon III.

Tak hanya perihal status keluarga dan maraknya komentar atau apresiasi dari sesama pengguna media sosial, pola asuh yang terbentuk di keluarga juga bisa membentuk kecenderungan seseorang untuk bersikap di dunia maya. Tak terkecuali, terkait kebiasaan memamerkan kekayaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pola asuh, nilai-nilai yang ditanamkan, apa yang penting dalam keluarga. Apakah yang penting karir, pekerjaan, sosial, uang, materi? Dan lain sebagainya. Itu yang nanti juga berpengaruh ke cara orang dalam menunjukkan sesuatu," terang psikolog klinis dan founder pusat Konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi, pada detikcom, Jumat (3/3/2023).

ADVERTISEMENT

"Kita bisa melihat kok dari media sosial. Orang-orang yang memang cenderung suka dengan kehangatan, kebersamaan, nanti lihat media sosialnya. Pasti isinya banyak entah sama temannya, keluarganya, dan lain-lain. Karena menurut dia itu penting," sambungnya.

Lebih lanjut menurut Sari, apa yang ditunjukkan seseorang di akun media sosialnya bisa jadi mencerminkan nilai penting yang ditanamkan keluarga.

"Ada yang sifatnya lebih suka dengan materi-materi. Ada itu yang ditampilkan entah perhiasannya, benda ini-itu, jam, dan lain sebagainya. Ada yang suka dengan sosial, bisa lihat di media sosialnya. Jadi itu tergantung dari value atau nilai penting yang diajarkan ke anak dari kecil," beber Sari.

NEXT: Kenapa ada orang yang gemar flexing di media sosial?

Kenapa Ada Orang yang Gemar Flexing di Medsos?

Menurut Sari, beberapa aksi flexing di media sosial justru mendapatkan apresiasi dari pengguna media sosial lainnya, misalnya berupa likes atau komentar kagum. Dari interaksi inilah terbentuk kesan bahwa memamerkan harta di dunia maya adalah hal menyenangkan, bahkan betul untuk dilakukan.

"Tentu saja banyaknya contoh di media sosial, banyaknya orang yang melakukan itu membuat seolah-olah hal tersebut adalah normal, wajar, biasa, betul. Apalagi ada banyak apresiasi atau likes atau comment dari orang sekitar sehingga membuat hal itu sepertinya menyenangkan," ungkapnya.

"Apalagi dengan banyaknya apresiasi online seperti itu orang menjadi seolah-olah kesannya mendapatkan perhatian. Sehingga itu yang membuat orang menjadi nagih dan melakukan terus," pungkasnya.

Kenali kepribadian kamu dengan tes psikologi. KLIK DI SINI

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pentingnya Peduli dengan Kesehatan Mental Diri Sendiri"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Berita Terkait