Fakta-fakta 'Stroke Kuping' yang Bikin Tuli Mendadak: Penyebab dan Gejalanya

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 10 Mar 2023 05:30 WIB
Ilustrasi tuli mendadak gegara stroke kuping. (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Belakangan viral curhatan komika Kiky Saputri di media sosial soal pengalaman mertuanya yang mendapat diagnosis yang berbeda saat di fasilitas kesehatan Indonesia dan Singapura.

Ia menulis cuitan yang menceritakan mertuanya mengidap stroke kuping. Namun, saat berobat ke Singapura, dokter mengatakan itu hanya flu biasa yang membuat telinga bindeng.

"Akhirnya ke RS Singapura dan diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga dan sekarang sudah sembuh. Kocak kan?" kata Kiky di akun media sosialnya.

Apa Itu Stroke Kuping?

Dalam dunia medis, istilah 'stroke kuping' memang tidak dikenal. Istilah ini digunakan di kalangan awam untuk menggambarkan kondisi sensorineural hearing loss (SSHL) atau biasa juga disebut sudden deafness atau tuli mendadak.

Meski demikian, bukan berarti para dokter tidak mengenal stroke kuping. Dokter spesialis THT dari Primaya Hospital Makassar dr Dewi Yulianti, SpTHT-KL menjelaskan pengertian stroke yang lebih luas terkait stroke kuping.

"Stroke tidak hanya terjadi pada peredaran darah menuju otak. Kondisi serupa bisa terjadi di telinga dengan serangan dan manifestasi secara tiba-tiba yaitu kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya di satu telinga," ungkapnya kepada detikcom, Kamis (9/3/2023).

Apa Sih Penyebabnya?

dr Dewi mengungkapkan kondisi tuli mendadak atau ear stroke ini bisa disebabkan banyak hal. Misalnya seperti faktor pembuluh darah, virus, autoimun, ruptur membran basal koklea, metabolik, dan sekitar 10-15 persen penyebabnya tidak dapat diidentifikasi.

Faktor predisposisi dari tuli mendadak antara lain kelainan hematologi, hipertensi, diabetes mellitus, stress, dan kolesterol tinggi. Adapun kebiasaan sehari-hari, misalnya seperti memakai headset terlalu lama juga disebut bisa memicu terjadinya stroke kuping atau dalam hal ini, trauma bising.

"Kebiasaan memakai headset bisa memicu kondisi tersebut. Biasa disebut dengan trauma bising," ungkap dia.

Trauma bising merupakan gangguan pendengaran yang terjadi akibat bising atau suara yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama biasanya 5 tahun atau lebih. Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat menyebabkan kerusakan pada reseptor pendengaran di dalam telinga.

Next: Kondisi tuli mendadak dan gejalanya




(sao/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork