Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberi peringatan pada orang-orang yang melakukan operasi bedah plastik seperti pembesaran payudara terkait risiko kanker.
Belum lama ini FDA melaporkan 19 kasus karsinoma sel skuamosa (SCC) atau sejenis kanker kulit dan limfoma terkait dengan implan payudara. Oleh karena itu, FDA lantas meningkatkan keamanan terkait implan payudara. Pihaknya mencatat bahwa kanker tersebut berbeda dengan risiko yang pernah ditemukan dari pemasangan implan payudara yang disebut dengan BIA-ALCL.
Meskipun diyakini langka, SCC dan limfoma lainnya bisa terjadi. FDA lantas menyarankan agar pasien yang memiliki atau ingin memasang implan harus diberikan informasi soal risiko yang bisa dialami.
FDA pertama kali mengeluarkan peringatan pada bulan September 2022 setelah ada beberapa laporan masalah medis yang mengaitkan kanker dengan implan payudara.
Dalam laporan yang diperbarui, FDA menghitung ada 19 kasus SCC di jaringan parut sekitar implan payudara pada pasien. Peringatan ini dilakukan karena gelombang anak muda di media sosial yang memamerkan payudara baru mereka.
Ahli bedah plastik di Pusat Bedah Plastik Quatela di Rochester, New York Dr Ashley Amalfi mengatakan bahwa memang ada peningkatan pasien Gen Z yang melakukan pemasangan implan payudara.
"Selain botox atau filler, pembesaran dan pengencangan payudara adalah salah satu prosedur yang paling dicari," ucap Dr Ashley dikutip dari NY Post, Jumat (10/3/2023).
Organisasi bedah plastik dan kosmetik Aesthetic Society melaporkan bahwa pembesaran, pengencangan, dan pengecilan payudara naik sebesar 48 persen pada tahun 2021. Diperkirakan ada 365.000 operasi pembesaran payudara pada tahun tersebut.
Walaupun dianggap sebagai fenomena baru yang sedang diselidiki, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa penyakit implan payudara (BII) merupakan serangkaian gejala yang mungkin bisa terjadi setelah mendapatkan implan.
Implan payudara dapat menyebabkan nyeri, kelemahan sendi dan otot, masalah kesehatan mental, kelelahan, kabut otak, kehilangan ingatan, rambut rontok, ruam, dan masih banyak lagi. Setelah melakukan pelepasan implan, hanya sebagian pasien yang mengalami kesembuhan.
Ahli medis menyarankan orang yang memasang implan payudara melakukan pemeriksaan secara rutin untuk menghindari komplikasi. Dalam beberapa kasus, orang yang melakukan pemasangan implan payudara melaporkan kenaikan berat badan drastis hingga jerawat.
Di sisi lain, Dr Anthony Youn seorang ahli bedah plastik asal Detroit, Amerika Serikat lantas mempertanyakan bagaimana pelatihan dokter sehingga wanita bisa mengalami BII usai memasang implan payudara.
"Selama pelatihan, saya diberi tahu (penyakit implan payudara) adalah omong kosong dan itulah yang saya yakini," katanya, sambil mencatat bahwa banyak pasien tidak mengalami komplikasi ekstrem seperti itu.
"Kesadaran itu sangat penting," pungkasnya.
Simak Video "Video BPOM: Udang RI yang Ditolak FDA Aman, Kontaminasi Diduga dari Negara Lain"
(avk/kna)