Menjalankan ibadah puasa dengan tubuh yang segar dan konsentrasi terjaga akan terasa lebih menyenangkan. Namun sayangnya, tak sedikit orang yang justru kerap merasa tubuh menjadi lemas saat puasa.
Lemas saat berpuasa sebenarnya merupakan hal yang normal. Pasalnya, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama berpuasa. Untuk mempertahankan energi, tubuh biasanya mengambil cadangan energi dari glukosa hingga lemak.
Agar dapat meminimalisir rasa lemas saat berpuasa, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Berikut tips dari Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah Jakarta dr. Juwalita Surapsari agar kesegaran tubuh terjaga saat berpuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Perhatikan Konsumsi Saat Sahur
Memperhatikan pola konsumsi saat sahur merupakan hal yang perlu dilakukan saat berpuasa. Sebisa mungkin karbohidrat kompleks dikonsumsi di waktu sahur.
Menurut Juwalita, karbohidrat kompleks bisa membantu menjaga kestabilan kadar gula dalam tubuh. Sehingga kadar gula darah tidak turun begitu cepat.
"Komposisi harus lengkap ada karbohidrat kompleks sehingga tinggi serat maka karbohidratnya akan dicerna secara perlahan. Sehingga gula darah akan naiknya pelan-pelan dan lebih stabil dan tidak turun cepat," kata Juwalita dalam webinar bertajuk 'Menjaga Kesehatan Melalui Disiplin Puasa dan Memantau Tekanan Darah dan Glukosa Secara Rutin Selama Ramadan' yang diselenggarakan oleh Omron secara daring, Kamis (30/3/2023).
Karbohidrat kompleks bisa diperoleh dari sejumlah makanan seperti oats, nasi coklat, roti gandum, buah dengan kulit, sayuran, kacangan-kacangan, dan kurma. Selain itu perlu dilengkapi dengan mengonsumsi susu dan yogurt. Serta hindari makanan berlemak, kafein, dan makanan yang terlalu asin.
"Karena makanan berlemak akan lebih lama untuk dikeluarkan oleh lambung. Sehingga biasanya menghadirkan keluhan seperti kembung yang bisa mengganggu ibadah puasa," jelasnya.
2. Makanan dan Minuman Saat Berbuka
Sama seperti sahur, pola konsumsi makanan atau minuman saat berbuka pun perlu diperhatikan. Hal itu bertujuan agar tubuh tetap sehat saat menjalankan ibadah puasa.
Ia menyarankan untuk tidak terlalu banyak makan gorengan saat berbuka. Sebab bisa membuat perut terasa lebih kenyang.
"Banyak yang berbuka langsung makan gorengan. Padahal gorengan itu banyak lemaknya, banyak minyaknya dan itu akan begah. Apalagi jika diawali dengan minuman dingin yang nggak sesuai suhu tubuh kita akan membuat tubuh begah," jelasnya.
Disarankan saat berbuka dimulai dengan makanan dan minuman yang suhunya tidak jauh berbeda dengan tubuh manusia. Setelah itu dilanjutkan dengan makanan lainnya seperti buah potong, sup, dan lainnya.
"Yang paling direkomendasikan (saat berbuka) yakni air putih dan makan tiga kurma. Karena kurma itu mengandung gula alami tapi ada serat dan mineral juga. Sehingga gula darahnya akan naik secara perlahan tidak langsung naik tinggi. Karena ketika berpuasa gula darah kita sedang turun," tuturnya.
3. Perhatikan Pola Minum
Ia menjelaskan meskipun sedang berpuasa, kebutuhan minum seseorang tidak boleh dilewatkan. Juwalita mengatakan agar kadar cairan tubuh terpenuhi maka harus mengonsumsi air sebanyak 8 gelas.
Adapun formula saat bulan Ramadan yakni 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat malam hari, dan 2 gelas saat sahur.
"Karena cairan tidak bisa disimpan dalam tubuh maka saat berpuasa kita kejar kebutuhan minum tersebut. Karena pada dasarnya waktu kita berpuasa tubuh akan dehidrasi ringan tetapi kalau dehidrasi ringan tidak mengganggu fungsi tubuh sebenarnya," ungkapnya.
4. Pemantauan Tekanan Darah
Pemantauan tekanan darah sangat dibutuhkan ketika menjalankan ibadah puasa. Dengan begitu maka bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap sejumlah masalah pada tubuh yang terjadi saat berpuasa.
Ia menjelaskan pengukuran tekanan darah perlu dilakukan dengan cara duduk santai, lalu dilakukan dua kali pembacaan, dan catat hasil pengukuran.
"Kita melakukan pemantauan tekanan darah secara mandiri. Kita melakukan pengukuran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti duduk dengan santai, lakukan pengecekan tekanan darah setidaknya dua kali pembacaan, dan masukkan ke dalam catatan," jelasnya.
Ilustrasi Omron Connect Foto: dok. Omron |
Untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri bisa memanfaatkan produk dari Omron. Marketing Manager OMRON Healthcare Indonesia Herry Hendrayadi mengatakan pihaknya menghadirkan sejumlah produk untuk membantu melakukan pengecekan tekanan darah seperti HEM-7142TT, HEM-7156TT, HEM-7600T, dan HBF-222T.
"Tensimeter merupakan salah satu keahlian dari Omron. Karena sudah 45 tahun kami memproduksi dan pengembangkan tensimeter ini. Tensimeter Omron sudah dipakai lebih dari 200 studi klinis secara global," kata Herry.
Pihaknya juga menghadirkan inovasi anyar yakni Omron Connect. Omron Connect merupakan aplikasi yang memungkinkan mengelola kesehatan lebih cerdas dengan perangkat Bluetooth Omron.
"Di sini juga jangan khawatir soal memori, karena juga terkoneksi dengan Omron Connect Cloud. Jadi berapapun data, selama masih teregistrasi di Omron Connect itu kita masih bisa merekam kembali," tutupnya.
(prf/ega)












































