Dikutip dari US News, laki-laki berusia 65 hingga 69 tahun yang kehilangan istrinya mengalami peningkatan risiko kematian dalam rentang waktu satu tahun hingga 70 persen. Hasil ini berdasarkan sebuah riset terhadap 925.000 lansia di Denmark.
Di sisi lain, hasil riset terhadap perempuan menunjukkan tingkat risiko yang relatif jauh lebih rendah, yaitu hanya 27 persen.
Salah satu peneliti dari studi tersebut, Alexandros Katsiferis, mengatakan bahwa mereka belum memiliki data akurat yang bisa menjawab alasan di balik hasil penemuannya. Namun, ia menyorot kemungkinan hal ini bisa terjadi karena suami lebih banyak bergantung secara fisik dan emosional kepada istri.
"Kesehatan fisik dan emosional laki-laki banyak bergantung pada kemauan pasangan mereka untuk mengurus mereka, sehingga ketika mereka kehilangan kehadiran istri mereka, mereka bisa mengalami kolaps," jelas Alexandros Katsiferis lebih lanjut.
Penelitian terhadap wanita dalam studi tersebut menunjukkan bahwa wanita yang mengalami peningkatan risiko kematian setelah kehilangan pasangan hanya terjadi pada wanita yang berusia lebih muda, yaitu sekitar 65 hingga 69 tahun.
Sedangkan pada wanita berusia di atas 70 tahun, tak terlihat adanya perbedaan dengan mereka yang tidak kehilangan pasangan atau bahkan risikonya tampak lebih rendah pada sejumlah kasus.
Simak Video "Video: Soroti Kasus Alvaro, KPAI Beri Pesan Orang Tua yang Akan Menikah Lagi"
(up/up)