Jepang dihantam penurunan populasi imbas banyak warganya memilih untuk tidak menikah dan mempunyai anak. Kini tercatat, populasi Jepang menyusut 556.000 pada 2022 dari tahun sebelumnya menjadi 124,9 juta. Dengan angka tersebut, Jepang resmi mengalami penurunan populasi selama 12 tahun berturut-turut.
Pada 1 Oktober, populasi Jepang termasuk penduduk asing, mencapai 124.947.000, dengan jumlah warga negara Jepang turun 750.000 menjadi 122.031.000. Hal ini menunjukkan Jepang memerlukan langkah mendesak untuk membangun sistem sosial, demi mengatasi tantangan ganda yakni penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua.
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menegaskan pada konferensi pers bahwa pemerintah akan menangani penurunan angka kelahiran di negara itu dengan prioritas tertinggi.
Tercatat, populasi pekerja atau warga antara 15 dan 64, turun sebanyak 296.000 menjadi 74.208.000 atau setara 59,4 persen dari keseluruhan populasi. Warga berusia 14 tahun ke bawah menyumbang rekor terendah sepanjang masa sebesar 11,6 persen dari total populasi. Sementara orang berusia 65 tahun ke atas mencatat rekor tertinggi sebesar 29 persen.
Penyebab Warga Jepang Ogah Punya Anak
Dalam kesempatan sebelumnya, sebuah survei dari Nippon Foundation menemukan, di antara 1.000 anak muda berusia 17-19 tahun, 60 persen pria dan wanita mengaku ingin menikah. Namun ketika ditanya apakah mereka benar-benar akan menikah, hanya 19,2 persen pria dan 13,7 persen wanita mengaku pasti akan benar-benar menikah.
Sedangkan di antara pria muda yang menjawab mungkin tidak akan atau sudah pasti tidak akan menikah, sebanyak 47,3 persen responden mengaku alasannya adalah karena mereka tidak memiliki pasangan. Sedangkan pada wanita, 52,3 persen mengaku alasannya adalah lebih nyaman menjadi lajang.
Dalam penelitian itu juga ditemukan, sejumlah wanita merasa tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari menikah. Menurut mereka, alasan di balik pernyataan tersebut adalah:
- 36,9 persen wanita tidak ingin membesarkan anak
- 35,1 persen tidak ingin kehilangan kebebasan
- 22,5 persen memiliki prioritas lain lebih tinggi daripada berkeluarga.
Simak Video "Warganya Ogah Nikah, Populasi Jepang Alami Penurunan 15 Tahun Berturut-Turut"
(vyp/naf)