Jumlah Kelahiran Vietnam Ikut-ikutan Ngedrop, Inikah Biang Keroknya?

Jumlah Kelahiran Vietnam Ikut-ikutan Ngedrop, Inikah Biang Keroknya?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 18 Apr 2023 15:00 WIB
Jumlah Kelahiran Vietnam Ikut-ikutan Ngedrop, Inikah Biang Keroknya?
Ilustrasi penduduk di Vietnam. (Foto: Getty Images/Linh Pham)
Jakarta -

Selama 30 tahun terakhir, angka kesuburan Vietnam menurun drastis. Total fertility rate (TFR) dari 3,8 di 1989 kini berada di 2,09 pada 2019. Bahkan, di salah satu kota terbesar Vietnam Ho Chi Minh (HCM), tingkat kesuburan merosot di 1,39 anak per wanita subur.

Tren ini diyakini mengarah pada usia menikah yang semakin bergeser lebih tua hingga tekanan mengeluarkan biaya besar membesarkan anak. Kedua faktor tersebut amat terlihat di daerah perkotaan, saat banyak pasangan memilih untuk memiliki sedikit anak.

"Urbanisasi yang semakin cepat mengakibatkan tekanan yang lebih besar bagi kehidupan masyarakat, artinya mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari nafkah di tengah pengeluaran sehari-hari yang lebih tinggi," terang Mai Trung Son, Wakil Kepala Departemen Kependudukan dan Keluarga Berencana Kementerian Kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tingginya angka aborsi di Vietnam merupakan salah satu penyebab infertilitas sekunder, yang juga menyebabkan angka kelahiran yang lebih rendah," tegas Son.

Ketimpangan akses informasi dan layanan kesehatan berkontribusi pada kesenjangan karena pasangan yang tinggal di kota menyadari manfaat KB dan dapat dengan mudah mengakses kontrasepsi daripada di pedesaan.

ADVERTISEMENT

Tingkat kelahiran yang tinggi dan rendah dapat berdampak negatif pada pembangunan sosial hingga ekonomi negara. Misalnya, penurunan angka kelahiran yang berkepanjangan dapat menyebabkan populasi yang menua, memberi tekanan pada sistem kesejahteraan kota, termasuk pensiun, asuransi kesehatan, dan jaminan sosial.




(naf/vyp)

Berita Terkait