Fakta-fakta Kondisi Atlet yang Tinggal 500 Hari di Gua, Sempat Halusinasi

Jieffa Nurhaliza - detikHealth
Senin, 24 Apr 2023 12:01 WIB
Pendaki gunung yang isolasi diri 500 hari di dalam gua. (Foto: Dokumalia Producciones/Handout/REUTERS)
Jakarta -

Viral pendaki gunung asal Spanyol, Beatriz Flamini mengisolasi diri selama 500 hari di dalam gua dekat Granada dengan kedalaman 70 meter di bawah tanah untuk sebuah eksperimen.

Flamini memutuskan untuk masuk ke dalam sebuah gua di Granada, bagian selatan Spanyol, Rusia pada 21 November 2021 dengan usia 48 tahun. Diberitakan melalui BBC, percobaan ini Flamini lakukan sebagai eksperimen untuk mengetahui pikiran manusia dan ritme sirkadian dengan dipantau oleh para ilmuwan dalam sebuah proyek yang bernama Timewave.

"Saya masih merasa saya berada di 21 November 2021. Saya tidak tahu apa-apa yang terjadi di dunia," kata Flamini setelah keluar dari gua.

Apa itu Ritme Sirkadian?

Ritme sirkadian merupakan perubahan fisik dan perilaku dalam siklus 24 jam. Dikutip dari National Institute of General Medical Sciences, pola ritme ini meliputi rasa lelah di malam hari, dan rasa lapar pada saat kita terbiasa untuk makan. Hal ini yang dapat mempengaruhi suhu tubuh dan dikendalikan oleh "jam utama" di otak.

Jam utama ini yang menyebabkan seseorang merasa jet-lag saat melakukan perjalan ke sisi lain dunia. Hal ini karena ritme sirkadian tidak selaras dengan waktu. Apalagi, Flamini tinggal di dalam gua yang tidak memiliki cahaya alami dengan waktu yang lama.

Apa yang Dilakukannya Untuk Bertahan Hidup?

Menurut timnya, Flamini menghabiskan waktu di gua selama 500 hari dengan melakukan beberapa aktivitas seperti berolahraga, menggambar dan merajut topi wol. Selain itu, dia mendokumentasikan kesehariannya di dalam gua dengan dua kamera GoPro. Serta, dia juga menghabis waktu dengan membaca 60 buku dan minum air sebanyak 1.000 liter.

"Ketika mereka datang menjemput saya, saya sedang tidur. Saya pikir sesuatu telah terjadi. Saya berkata: 'Sudah? Tidak mungkin.' Saya belum sempat menyelesaikan bukuku," katanya.

Flamini mengatakan bahwa hal yang dia lakukan ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak terkalahkan. Melalui cuplikan dari stasiun TVE Spanyol, Flamini terlihat tersenyum saat keluar dari gua dan memeluk timnya. Ia mengenakan kaca mata hitam untuk melindungi matanya dari sinar matahari.

"Saya diam selama satu setengah tahun, tidak berbicara dengan siapa pun kecuali diri saya sendiri," tambahnya.

Eksperimen yang Dilakukan

Pengalaman yang dilakukan oleh Flamini digunakan oleh para ilmuwan di Universitas Granada dan Almeria serta klinik tidur yang berbasis di Madrid. Eksperimen ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana dampak isolasi sosial dan disorientasi sementara yang ekstrem pada persepsi waktu dan dampaknya selama tidur.

Selain itu, Flamini tetap dipantau oleh psikolog, spesialis dalam studi gua atau speleologists, peneliti, pelatih fisik untuk mengawasi gerakan dan pemantauan kesejahteraan fisik hingga mental, meskipun mereka tidak pernah melakukan kontak secara langsung dengan Flamini.

Kantor berita negara Spanyol Efe mengatakan bahwa Flamini terpaksa untuk berhenti sementara tantangan ini setelah 300 hari dan menghabiskan delapan hari di tenda akibat masalah teknis. Meskipun demikian, dia tetap tidak melakukan kontak dengan siapapun sebelum keluar dari gua tersebut.

Penelitian sebelumnya juga menjelaskan tentang efek isolasi sosial yang dapat terjadi yaitu peningkatan risiko depresi dan demensia, serta beberapa jenis kanker dan permasalahan pada jantung.

Melalui eksperimen tersebut, Flamini menceritakan pengalaman terberatnya yaitu ketika ada serbuan lalat yang masuk ke dalam gua sehingga dirinya harus berlindung. Tak hanya itu, ia juga merasakan efek lain seperti halusinasi pendengaran.

NEXT: Sempat halusinasi pendengaran



Simak Video "Video: Viral Cuci Muka Pakai Air Garam, Aman Buat Kulit?"


(kna/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork