Cuaca RI Panasnya 'Ugal-ugalan', gegara Gelombang Panas di India?

Cuaca RI Panasnya 'Ugal-ugalan', gegara Gelombang Panas di India?

Hana Nushratu - detikHealth
Selasa, 25 Apr 2023 19:44 WIB
Cuaca RI Panasnya Ugal-ugalan, gegara Gelombang Panas di India?
Ilustrasi cuaca panas. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media)
Jakarta -

Beberapa hari ini, heboh masyarakat mengeluhkan cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Banyak yang mengaitkan cuaca panas ekstrem ini dengan gelombang panas (heatwave) yang melanda sejumlah negara, khususnya India.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum harian mencapai 37,2 derajat Celcius di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu. Namun, laporan terbaru pada Selasa (25/4/2023) menyebut suhu tinggi tersebut sudah turun dan terpantau berada dalam kisaran 34,4-35,6 derajat Celcius.

Apa Itu Gelombang Panas?

Menurut BMKG, gelombang panas adalah periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih yang disertai dengan kelembapan udara yang tinggi (sesuai standar Badan Meteorologi Dunia atau WMO). Suatu lokasi dianggap mengalami fenomena gelombang panas apabila mencapai suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, sebuah lokasi mengalami kenaikan suhu 5 derajat Celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum dan setidaknya terjadi selama lima hari berturut-turut. Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-rata dan tidak berlangsung lama, maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas.

Apakah Heatwave Berkaitan dengan Cuaca Panas RI?

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut cuaca panas merupakan akibat fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Maka dari itu, potensi suhu udara panas juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

"Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2 derajat celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023. Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36 cerajat celcius di beberapa lokasi," jelas Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (25/4/2023).

Apakah Indonesia Mengalami Heatwave?

Dikutip dari Instagram BMKG @infobmkg, Indonesia tidak memenuhi gelombang panas karena alasan sebagai berikut:

  • Suhu panas di wilayah Indonesia tidak memenuhi definisi gelombang panas yang ditetapkan oleh WMO
  • Suhu panas yang terjadi merupakan fenomena wajar di bulan April dan Mei karena pada bulan-bulan tersebut terjadi peningkatan suhu maksimum harian yang biasa terjadi setiap tahun.
  • Lonjakan suhu maksimum 37,2 derajat celcius hanya terjadi satu hari di satu lokasi, selanjutnya suhu maksimum tertinggi di Indonesia secara umum berada dalam kisaran 34 derajat celcius hingga 36 derajat celcius yang merupakan kisaran normal klimatologi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Indonesia kini tengah memasuki musim kemarau, dominasi angin monsun Australia. Karakteristik musim kemarau yaitu bersifat kering, kelembapan udara kurang, cuaca cenderung cerah dan kurang tutupan awan, serta menyebabkan intensitas radiasi matahari optimal diterima permukaan.

NEXT: Wanti-wanti Kemenkes soal Suhu Panas Ekstrem

Wanti-wanti Kemenkes soal Suhu Panas

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr Muhammad Syahril mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca panas ekstrem. Sebab, cuaca panas ekstrem dapat memicu berbagai macam penyakit seperti heat stroke, dehidrasi dan gangguan kulit.

"Memang cuaca panas beberapa hari ini dan kedepan sedang tidak biasa. Untuk itu mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan," kata dr Syahril dikutip dari laman Kemenkes RI, Selasa (25/4).

Berikut adalah anjuran Kemenkes agar tubuh tetap fit di tengah cuaca panas ekstrem:

  • Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus
  • Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis
  • Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan topi atau payung
  • Gunakan pakaian yang berbahan ringan dan longgar
  • Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas
  • Sebisa mungkin berteduh di antara jam 11.00 - 15.00
  • Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup
  • Gunakan sunscreen (tabir surya) minimal 30 SPF pada kulit yg tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
  • Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Di samping itu, Kemenkes RI juga meminta masyarakat untuk waspada apabila mengalami gejala berikut:

  • Keringat berlebih
  • Kulit terasa panas dan kering
  • Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
  • Kulit pucat
  • Kram pada kaki maupun abdomen (perut)
  • Mual, muntah, pusing
  • Urine yang sedikit dan berwarna kuning pekat.

Kemenkes menyarankan untuk mendinginkan tubuh dengan kain basah atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak mengonsumsi air putih jika muncul gejala-gejala tersebut. Jika gejala tak kunjung hilang, segera kunjungi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Halaman 2 dari 2
(hnu/vyp)
Panas Ekstrem di Asia
26 Konten
Suhu panas ekstrem tengah melanda Asia. Di Indonesia, BMKG mengingatkan UV Index di kategori ekstrem.

Berita Terkait