Belakangan ini masyarakat mengeluhkan cuaca yang teramat panas dan lebih gerah dibandingkan biasanya. Suhu tertinggi terpantau terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan, pada Senin (17/4/2023) dengan suhu 37,2 derajat celcius.
Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan kondisi ini tidak ada kaitannya dengan gelombang panas yang melanda Asia. Sekalipun terik, suhu yang terukur di Indonesia sepekan terakhir masih terbilang 'normal'.
Meski demikian, teriknya sinar matahari juga menimbulkan kekhawatiran terkait paparan matahari dan indeks sinar UV. Tak hanya berisiko memberikan efek pada kulit, sinar UV juga dapat mempengaruhi kesehatan mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis mata, dr Timmy Budi Yudhantara, SpM menyebutkan bahwa panas yang terik bisa menyebabkan mata lebih cepat kering, lelah, dan bisa memicu katarak lebih awal. Untuk itu, masyarakat yang akan beraktivitas di luar ruangan dianjurkan menggunakan payung, topi, dan/atau kacamata anti UV.
"Tips menjaga kesehatan mata saat terik seperti saat ini, usahakan tidak banyak di ruang terbuka khususnya siang hari, pakai topi atau payung saat keluar ruangan, gunakan kacamata anti UV, sediakan tetes artificial tears agar jika mata terasa kering, segera diteteskan, dan cukup minum air putih," ujar dr Timmy ketika dihubungi detikcom, Rabu (26/3/2023).
Pemilihan kacamata hitam pun perlu diperhatikan. Bukan sekedar kacamata hitam, tetapi perlu ada filter anti UV. Pasalnya, kalau hanya menggunakan kacamata hitam saja, maka pupil akan melebar sehingga UV malah banyak masuk ke dalam dapat membahayakan kesehatan mata.
(naf/up)











































