Curhat ke Menkes, Dokter Tak Tahan Dibully hingga Resign Jadi Residen

Curhat ke Menkes, Dokter Tak Tahan Dibully hingga Resign Jadi Residen

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Minggu, 30 Apr 2023 21:27 WIB

Artinya, apapun yang diminta senior wajib dituruti. Bak 'haram' hukumnya menolak perintah senior dengan apapun alasannya.

Ia sendiri sempat disuruh membelikan barang belanjaan, makanan mahal, rokok, alat tulis, obat-obatan.

"Bisa saja jam 12 disuruh belikan apa, antar ke RS, jam 2 pagi belikan apa antar ke RS, atau datang buat bantu di bangsal padahal bukan waktu jaga kita."

Permintaan semacam itu menurutnya malah dianggap wajar di kalangan dokter, tidak jarang para residen disuruh menjemput senior jam dua pagi di airport atau bandara. Karenanya, dokter tersebut memilih berhenti menjalani PPDS setelah dirinya juga disebut mengidap post traumatic stress disorder.

ADVERTISEMENT

"Semua yang dikerjakan tidak mempertimbangkan jadwal tidur kita walaupun kita habis jaga lebih dari 24 jam, kita tetap harus nurut sama kakak kelas."

"Saya akhirnya memutuskan untuk keluar dari PPDS karena kesehatan fisik dan mental saya terganggu, bahkan saya juga rutin konseling sama dokter dan psikiater karen PTSD, gangguan cemas," tutupnya.

Ia berharap permasalahan semacam ini bisa dicegah, di setiap prodi FK dengan memastikan ada pihak yang berperan sebagai supervisi. Supervisi yang berfungsi untuk memantau, mengevaluasi, serta memastikan PPDS berjalan baik, tanpa bullying.


(naf/naf)
Bullying di Kedokteran
6 Konten
Di balik pengabdian para dokter, terselip kisah kelam terkait bullying yang seolah sudah jadi tradisi. Sejumlah calon dokter spesialis atau residen mengaku mengalami bullying dari senior.