India Jadi Negara dengan Populasi Terbanyak, Para Wanita Malah Terbebani

Hana Nushratu - detikHealth
Minggu, 07 Mei 2023 09:14 WIB
Padatnya populasi India. (Foto: Pawan Sharma/AFP/Getty Images)
Jakarta -

Dikawinkan oleh orang tuanya pada usia 14 tahun, ibu tujuh anak India Jaimala Devi terus memiliki anak karena suaminya bersikeras dia hanya bisa berhenti setelah dia melahirkan dua anak laki-laki.

Cerita Devi umum terjadi di Bihar, negara bagian termiskin di India. India saat ini menjadi negara terpadat dengan jumlah penduduk mencapai 127 juta jiwa, setara dengan Meksiko.

Secara keseluruhan, angka kelahiran di India telah turun seiring dengan peningkatan ekonominya. Namun, kemiskinan dan bias yang mengakar bagi ahli waris laki-laki telah membuat Bihar menjadi mesin pertumbuhan populasi nasional.

"Memiliki tujuh anak dan mengatur semuanya sendiri benar-benar membuat saya gila," kata Devi, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (5/5/2023).

"Saya pikir kami akan merasa nyaman dengan satu atau dua anak. Tapi kami punya anak perempuan dulu, dan karena itu kami punya tujuh," lanjutnya.

Devi tinggal bersama kelima putri dan dua putranya di sebuah gubuk satu kamar yang bobrok. Hiasan yang ada di tempat tinggal Devi hanya televisi kecil, kipas angin tua, dan beberapa poster dewa Hindu di dindingnya.

Bihar memiliki peluang langka untuk pekerjaan bergaji tinggi. Suami Devi, Subhash, pergi hampir sepanjang tahun, mengirimkan kembali penghasilannya yang sedikit sebagai buruh pabrik di ibu kota New Delhi.

Banyak ayah yang meninggalkan negara bagian untuk mencari pekerjaan di tempat lain seperti ibu kota. Mereka juga menganggap perjuangan untuk memberi makan anak-anak mereka sebagai pengorbanan yang layak untuk kesempatan hidup lebih baik di masa depan.

"Memiliki lebih banyak anak masih dianggap sebagai cara untuk mendapatkan lebih banyak anggota keluarga yang berpenghasilan," kata kepala organisasi non-profit Population Foundation of India (PFI), kepada AFP.

'Hormat dan Bangga'

Desakan banyak pria untuk memiliki anak laki-laki mencerminkan harapan budaya bahwa mereka akan mendukung orang tua mereka bahkan setelah menikah dan memiliki anak sendiri.

"Melahirkan anak laki-laki berarti penghormatan dan kebanggaan bagi keluarga dan ibu," kata Chandra.

Sebaliknya, anak perempuan biasanya dianggap memberatkan dan mahal karena tradisi mahar pernikahan yang dibayarkan oleh orang tua mempelai wanita.

Orang tua di rumah tangga yang lebih miskin seringkali berusaha melepaskan diri dari tanggung jawab anak perempuan dengan menikahkan mereka lebih awal, seperti yang terjadi pada pernikahan Devi saat remaja.

Hal ini terutama berlaku di Bihar, di mana angka perempuan yang putus sekolah hanya menyisakan 55 persen perempuan yang dapat membaca dan menulis. Survei Kesehatan Keluarga Nasional menyebut angkat tersebut merupakan tingkat melek huruf perempuan terendah di India.



Simak Video "Video Tan Shot Yen: Kita Nggak Perlu Belajar dari Negara Orang untuk MBG"


(hnu/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork