Ketika suhu melewati 45 derajat Celcius di negara bagian utara Uttar Pradesh, beberapa wilayah mengalami pemadaman listrik yang berlangsung lebih dari 12 jam. Ratusan warga dibuat frustasi hingga memprotes pemadaman tersebut.
"Pemadaman listrik berarti tidak ada AC, tidak ada kipas, dan bahkan tidak ada air. Panas terik telah membuat hidup kami tak tertahankan dan kurangnya daya menambah kesengsaraan kami," kata Ramesh Gupta, seorang penduduk Lucknow. Dia mengatakan istrinya terpaksa tidur di dalam mobil selama akhir pekan dengan AC yang tinggi agar bayi mereka berusia 9 bulan berhenti menangis, dikutip dari CNA.
Panas membara, memaksa banyak penduduk kota mengungsi hingga tak keluar dari ruangan. "Kami telah menjadi tahanan musim panas tanpa henti karena tidak ada yang mau keluar," kata Sudhir Sehgal, seorang guru.
Salah satu warga India, yang semula sehari-hari menjadi tukang kebun, kini terpaksa tidak lagi bekerja. "Saya tidak bisa bekerja lagi sekarang. Saya akan bekerja setelah matahari terbenam," katanya.
Sebuah studi World Weather Attribution, yakni kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan gelombang panas membara pada bulan April melanda sebagian Asia Selatan. Hal ini terjadi 30 kali lebih mungkin akibat perubahan iklim.
Cuaca panas memicu 13 orang meninggal akibat heatstroke pada acara pemerintah bulan lalu di ibu kota India, Mumbai, dan mendorong beberapa negara bagian menutup semua sekolah selama seminggu.
NEXT: Efek Cuaca Ekstrem di India
Simak Video "Video: Ngerasa Nggak, Cuaca Panas Bikin Cepat Stres dan Emosi?"
(naf/suc)